Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menyampaikan peringatan dini terkait cuaca dan gelombang tinggi di wilayah perairan Bali dan NTB sejak 8 hingga 10 Juni yang ditujukan kepada pihak pengelola pelabuhan di Bali pasca-Lebaran.

"Untuk saat ini memang sudah ada prakiraan adanya gelombang tinggi yang sudah dirilis pihak BMKG sejak 5 Juni lalu, terutama untuk arus balik setelah Lebaran," kata Kepala Bidang Data dan Informasi Balai BMKG Wilayah III, Denpasar, Iman Faturahman, di Denpasar, Senin.

Hingga kini, BMKG siap melakukan monitor terhadap perkembangan kondisi cuaca dan dinamika atmosfer terkini. Pasca-Lebaran, BMKG juga ikut andil dalam melakukan "update" informasi cuaca dan gelombang yang berperan penting dalam situasi penyeberangan di pelabuhan.

"Dari informasi cuaca maupun gelombang yang terus kami update agar nantinya dapat menjadi pertimbangan dari masing - masing otoritas pelabuhan dalam memberikan izin keberangkatan kapal," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga mengimbau agar tetap waspada dan berhati - hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem. Adapun dampak yang diantisipasi seperti banjir, tanah longsor, serta potensi gangguan pada transportasi laut akibat angin kencang dan gelombang tinggi.

Pihak BMKG juga memberikan peringatan dini dengan menyasar masyarakat dan kapal - kapal yang melakukan aktivitas di sekitar area peringatan dini. Untuk itu, penting untuk mempertimbangkan kondisi tersebut sebelum melaut dan selalu memperhatikan informasi terkini terkait cuaca dan gelombang dari BMKG.

Secara terpisah,  Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pelabuhan Padangbai, Ni Luh Putu Eka Suyasmin, juga menjelaskan aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Padangbai selama arus balik tetap terlaksana. Pihaknya juga selalu melakukan koordinasi dengan BMKG terkait dengan update informasi cuaca dan gelombang.

"Biasanya bagi penumpang, sebagian kecil mempertimbangkan kondisi cuaca untuk melakukan penyeberangan dan lebih kepada urgensi kebutuhan pribadi, apalagi kalau penyeberangan saat ini tetap jalan dengan pertimbangan cuaca masih bersahabat," kata Eka Suyasmin.

Sementara itu, Sekretaris dan Penerjemah Konsulat Jenderal India di Bali, Wulan Widasari, melaporkan hilangnya warga negara India bernama Aditya Kaushal yang diterima pada 7 Mei 2019. Korban yang hilang di Nusa Lembongan saat mengambil foto itu hingga kini belum ditemukan.

"Badan SAR setempat dan BASARNAS telah berkoordinasi dengan pihak Angkatan Laut dan Pol Air setempat melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian dari tanggal 7 Mei 2019 sampai tanggal 13 Mei 2019 tanpa menemukan hasil. Orang tua dari Aditya Kaushal telah mengumumkan hadiah sebesar Rp22 juta bagi siapa yang dapat memberikan informasi tentang anaknya," kata Wulan.
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019