terdapat 55 siswa yang melakukan kecurangan UNBK di seluruh Indonesia dan siswa tersebut memperoleh nilai nol
Yogyakarta (ANTARA) - Rerata nilai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMP di DIY pada tahun ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding rerata tahun sebelumnya, bahkan nilai rerata untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan mengalami kenaikan.

“Kenaikan paling besar terjadi untuk dua mata pelajaran yaitu Matematika dan IPA,” kata Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Baskara Aji di Yogyakarta, Selasa.

Rerata nilai UNBK di DIY pada tahun ini mencapai 258,26 sedangkan pada tahun lalu 249,84 atau mengalami kenaikan sebanyak 8,42 poin. Kenaikan tertinggi terjadi untuk mata pelajaran IPA yaitu dari 57,98 menjadi 61,16 dan Matematika yaitu dari 57,19 menjadi 60,22.

Sedangkan rerata nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami kenaikan dari 76,6 menjadi 78,15 dan untuk Bahasa Inggris mengalami sedikit kenaikan yaitu dari 58,07 menjadi 58,73.

“Nilai UNBK memang tidak menjadi syarat kelulusan. Namun, kami tetap memanfaatkan nilai UNBK ini untuk pemetaan pendidikan,” kata Baskara.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY akan mencatat 20 sekolah yang memiliki nilai terendah di setiap mata pelajaran yang diujikan dalam UNBK untuk diberi pembinaan. “Pembinaan dilakukan untuk guru di sekolah tersebut. Jika diperlukan, maka kami siapkan guru tambahan dengan harapan akan ada perbaikan pada nilai siswa,” katanya.

Sedangkan untuk praktik kecurangan, Baskara memastikan, tidak ada kecurangan dalam pelaksanaan UNBK di DIY. “Kami membangun nilai kejujuran dalam pelaksanaan ujian nasional ini sejak tujuh tahun lalu. Dalam tujuh tahun ini, tidak ada kecurangan yang terjadi,” katanya.

Baskara mengatakan, penggantian “badge” bertuliskan pengawas menjadi fasilitator juga memiliki pengaruh secara psikologi pada pelaksanaan UNBK yaitu tidak ada kecurangan.

“Di DIY ini, bukan lagi ‘zero’ kecurangan karena jika ada anak yang mendapatkan bocoran soal atau jawaban, mereka justru melaporkan dan soal atau jawaban itu tidak dipakai,” katanya.

Sanksi pun akan diberikan jika sekolah diketahui curang yaitu tidak boleh menjadi penyelenggara UNBK pada tahun berikutnya dan jika kecurangan melibatkan kepala sekolah atau guru, maka mereka tidak diperkenankan menandatangani ijazah, hingga sanksi administrasi.

Kampanye tentang pelaksanaan UNBK yang jujur tanpa kecurangan juga terus dilakukan, melalui berbagai cara seperti slogan “prestasi tinggi, jujur pasti” sehingga seluruh pihak tidak menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh nilai baik.

Berdasarkan laporan dari pusat, terdapat 55 siswa yang melakukan kecurangan UNBK di seluruh Indonesia dan siswa tersebut memperoleh nilai nol untuk mata pelajaran yang dicurangi. Namun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kemudian mengeluarkan kebijakan agar siswa tersebut bisa mengikuti ujian ulang.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budhi Ashrori mengatakan, pengumuman UNBK akan dilakukan pada Rabu (29/5). “Mekanisme pengumuman diserahkan ke sekolah. Namun, kami berharap sekolah mengundang orang tua untuk mengumumkan hasil UNBK,” katanya.

Secara keseluruhan, Budhi mengatakan, hasil UNBK di Kota Yogyakarta cukup baik bahkan nilai rerata mengalami kenaikan dibanding tahun lalu dan nilai rerata Kota Yogyakarta menjadi nilai rerata tertinggi di DIY.

Rerata nilai UNBK Kota Yogyakarta pada tahun ini mencapai 287,31 atau naik dibanding tahun lalu 273,56. “Rerata nilai di tiap mata pelajaran pun, Kota Yogyakarta adalah yang tertinggi di DIY,” kata Budhi meskipun tahun ini tidak ada siswa yang meraih nilai sempurna untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.


Baca juga: Mendikbud sebut UNBK sulit dilakukan di daerah 3T
Baca juga: Kemendikbud: hasil UN alat refleksi guru untuk perbaiki pengajaran


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019