Banjarmasin (ANTARA) - Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalimantan Selatan menyerukan agar seluruh masjid menggelar shalat ghaib untuk almarhum KH Muhammad Arifin Ilham (49) atau biasa dikenal dengan sebutan Ustadz Arifin Ilham yang wafat pada Rabu (22/5) malam di Penang, Malaysia.

"Kami menganjurkan kepada seluruh masjid di Kalsel melaksanakan shalat ghaib pada hari Jumat besok sebelum Shalat Jumat," kata Ketua MUI Kalsel KH Husin Naparin di Banjarmasin, Kamis.

Husin juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya sang tokoh agama kebanggaan masyarakat Banua Kalimantan Selatan tersebut.

"Mari kita mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran serta mendapat ganjaran atas ketabahan itu dari Allah SWT. Mudah-mudahan suatu saat nanti ada orang seperti almarhum yang dapat menggantikannya dari keluarga atau siapa pun yang Allah kehendaki," tuturnya.

Sementara Sekretaris Umum MUI Kalsel Drs H Fadly Mansoer mengaku banyak kenangan dari sosok almarhum yang merupakan putra daerah kelahiran Banjarmasin 8 Juni 1969 itu.

"Dulu sering mengadakan kerja sama dengan beliau sewaktu saya menjadi Kepala Kemenag Kabupaten Hulu Sungai Utara di Amuntai pada tahun 2004. Zikir akbar beliau yang mempopulerkan zikir Asma'ul Husna selalu dibanjiri jamaah," ungkapnya.

Fadly juga menilai kerendahan hati dari Ustadz Arifin Ilham yang paling diingatnya. Apalagi almarhum selalu menjalin silaturrahim dengan para sanak kerabat di Banua Kalsel ketika berkesempatan menyambangi kampung halaman, termasuk saat ziarah ke makam orang tuanya di Sekumpul Martapura.

"Jelas kita semua merasa kehilangan seorang putra daerah sosok ulama muda yang hebat. Beliau berbudi pekerti luhur sesuai ajaran Islam Rahmatan lil Alamin yang mengajarkan tentang kelembutan dan keindahan," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Antara pada Kamis pagi di rumah tempat tinggal orang tua almarhum Ustadz Arifin Ilham di Jalan Simpang Kertak Baru Ulu RT 03 Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin nampak sepi.

Rumah yang kini dijadikan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Semai Benih Bangsa (SBB) Azzikra itu hanya ada satu unit mobil Honda Freed warna silver nomor polisi DA 1052 C terparkir di depan rumah yang pagarnya terkunci rapat.

Pendiri majelis taklim bernama "Adz-Dzikra" pada tahun 2000 itu rencananya dikebumikan di kompleks Pesantren Azzikra di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sesuai wasiatnya semasa hidup yang ingin dimakamkan di dekat sebuah masjid
kompleks Pesantren Azzikra.

Pewarta: Firman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019