Surabaya (ANTARA) - Prosesi pembakaran patung Buddha mewarnai peringatan Hari Suci Waisak 2563 "Buddhist Era (BE) 2019" di Maha Vihara Mojopahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Detik-detik Waisak di vihara yang berlokasi di lingkungan situs peninggalan Kerajaan Majapahit ini berlangsung sejak Minggu dinihari pukul 02.00 WIB, diikuti ratusan umat Buddha.

Ketua Yayasan Lumbini yang menaungi Maha Vihara Mojopahit, Rudy Budiman, menjelaskan Hari Suci Waisak pada intinya terdiri dari tiga momen yaitu pertama adalah kelahiran Buddha, kedua pencapaian penerangan sempurna dan ketiga adalah 'parinnibana' atau wafatnya Buddha, katanya di sela peringatan detik-detik Waisak di Maha Vihara Mojopahit.

Peringatan detik-detik peringatan Waisak di lingkungan Maha Vihara Mojopahit, lanjut dia, menggambarkan tiga momen tersebut, yaitu diawali dengan berdoa bersama sambil berjalan kaki bersama segenap jamaah mengelilingi lokasi Maha Vihara Mojopahit.

"Setelah itu kami memandikan Buddha. Dilanjutkan dengan memperingati pencapaian penerangan sempurna," ujarnya.

Dia mengungkapkan, Waisak tahun ini jatuh tepat pada pukul 04:11 WIB. Setelah melewati detik-detik waisak tersebut kemudian dilakukan prosesi pembakaran patung Buddha yang terbuat dari kayu.

"Prosesi pembakaran patung Buddha ini artinya sang Buddha telah mencapai parinnibana atau wafat," katanya.

Menurut Rudy, prosesi pembakaran patung Buddha dalam peringatan Waisak baru pertama kali dilakukan di Maha Vihara Mojopahit.

"Ini juga baru pertama kali di Indonesia atau bahkan di dunia. Kalau dinilai ada manfaatnya, bisa jadi prosesi pembakaran patung Buddha seperti ini akan rutin dilakukan pada peringatan Waisak selanjutnya, untuk menambah kekhusyukan," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim / Hanif Nashrullah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019