Malang (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menjajaki kerja sama pengelolaan hutan dengan lembaga penyandang dana CSR Toyota Bhosoku, Japan International Forestry Promotion and Cooperation Center (JIFPRO).

"Kerja sama ini berkaitan dengan pengelolaan revitalisasi hutan lindung. Pada tahun 2006, UMM dan JIFPRO telah menjalin kerja sama melalui proyek rehabilitasi hutan lindung di kawasan konservasi di Taman Nasional Bromo," kata Ketua Prodi Kehutanan UMM Tatag Muttaqin di Malang, Kamis.

Proyek itu, kata dia, selesai pada 2015. Proses rehabilitasi yang panjang tersebut berkaitan dengan mekanisme penghijauan yang memerlukan proses pengamatan cukup lama.

Belum lama ini Tatag Muttaqin bersama dosen Prodi Kehutanan UMM lainnya, Novin Farid Setyo Wibowo, bertolak ke Jepang untuk menjajaki kembali kerja sama tersebut, karena pada Februari lalu, UMM telah menerima mandat pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

UMM diberi mandat untuk mengelola hutan pendidikan di kawasan hutan produksi dan hutan lindung Perum Perhutani petak 43A, 44I, 44K-1, 44K-2, 44L, dan BE BKPH Pujon KPH Malang seluas 75.09 hektare. Lokasi itu akan menjadi laboratorium lapang sekaligus media pembelajaran pengelolaan kawasan hutan.

Salah seorang perwakilan JIFPRO, Nakama Eiichiro, menerima kedatangan Tatag dan Novin.

"Kami sampaikan perkembangan lingkungan yang lebih baik atas kerja sama yang telah dijalin sebelumnya," tuturnya.

Tatag mengaku telah menawarkan beberapa program yang berpotensi untuk dikerjasamakan dengan JIFPRO sebagai pengelola dana CSR perusahaan otomotif terkenal Toyota Bhosoku.

"Ini masih tahapan penjajakan, kami coba 'renewing contract', mudah-mudahan bisa terealisasi," kata dia.

Dalam pekan ini, kata Tataq, Nakama Eiichiro beserta tim akan membalas kunjungan ke Indonesia untuk menindaklanjuti penjajakan kerja sama tersebuti.

Sejauh ini, Toyota memiliki komitmen besar pada pelestarian lingkungan yang diwujudkan melalui berbagai kerja sama dengan lembaga yang fokus pada hal ini, termasuk UMM.

Selain melakukan pertemuan dengan JIFPRO, Tatag dan Novin juga berkesempatan mengunjungi Museum Toyota di Nagoya, Ibu Kota Prefektur Aichi, Jepang.

"Kami bisa melihat perkembangan Toyota awal pendiriannya sebagai perusahaan pengelola kapas, kini menjadi perusahaan otomotif kaliber dunia," kata Novin.

Dalam pengelolaannya, UMM telah melakukan pembagian rencana pengelolaan menjadi tiga fase, yakni jangka pendek (2020-2022), jangka menengah (2023-2028), dan rencana jangka panjang (2029-2040).
 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019