Jakarta (ANTARA) - Khatib Jumat Masjid Istiqlal Prof Dr Andi Faisal Bakti MA mengajak seluruh elemen masyarakat dan peserta pemilu untuk saling memaafkan usai penyelenggaraan pesta demokrasi 2019.

“Setelah semuanya berlalu, bukalah pintu maaf dan berusaha memaafkan kesalahan yang kita lakukan atau dilakukan oleh pihak lawan sepanjang kontestasi politik,” kata Prof Andi dalam khutbahnya di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan setiap orang pasti memiliki banyak kesalahan dalam kontestasi politik Pemilu 2019, baik itu dalam bentuk tindakan maupun dalam ucapan yang kadang menyudutkan lawan politik, bahkan menuduh dengan tidak berdasarkan pada fakta.

Prof Andi yang juga merupakan Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut menjelaskan tujuan dari saling memaafkan adalah persatuan dan kebersamaan.

“Memaafkan merupakan salah satu fondasi kehidupan sosial. Masyarakat akan hidup dalam kedamaian apabila mereka hidup saling memaafkan,” kata dia.

Dia mengatakan dalam memaafkan kesalahan orang lain memang sulit karena seseorang harus mengesampingkan ego pribadinya untuk menerima orang lain. Dengan memaafkan, maka seseorang telah menjadikan dirinya dekat dengan taqwa.

Khatib Jumat Istiqlal juga mengajak seluruh umat muslim untuk menahan emosi menyikapi hasil Pemilu 2019.

“Ketika kita telah mampu menahan emosi, buahnya adalah pemberian maaf kepada orang lain. Kata maaf sangat erat dengan keikhlasan, dan hanya orang yang hatinya ikhlaslah yang terbuka untuk memaafkan orang lain,” jelas dia.

Dia mengatakan seseorang tidak bisa menjadi manusia yang bebas tanpa beban psikologis tanpa memaafkan. Lebih lagi jika terus menerus dibiarkan akan mengakibatkan dendam yang tidak berkesudahan.

“Oleh karena itu di beberapa ayat Allah memerintahkan tidak hanya memaafkan tapi juga berlapang dada,” jelas dia.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019