Batu grib tidak direkomendasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Jika tsunami, batu-batu itu berubah seperti pisau dalam blender
Padang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mengimbau agar pemasangan batu grib di bibir pantai untuk mengatasi abrasi dihentikan karena sangat membahayakan nyawa masyarakat jika terjadi tsunami.

"Batu grib tidak direkomendasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Jika tsunami, batu-batu itu berubah seperti pisau dalam blender. Sangat berbahaya. Karena itu kita imbau dihentikan pemasangannya," katanya di Padang, Kamis.

Ia mengatakan itu terkait upaya mitigasi bencana di daerah pesisir pantai Sumbar yang rawan gempa dan tsunami.

Ke depan, batu grib itu harus diganti dengan pohon atau vegetasi yang sesuai untuk ditanam di pinggir pantai.

Salah satu vegetasi yang dinilai tepat adalah pohon cemara udang dan bakau dan penanamannya telah dimulai di pesisir Sumbar.

Salah satunya dengan program penanaman sejuta pohon yang digawangi oleh BPBD setempat.

Pohon cemara udang terbukti bisa membantu mengatasi abrasi dan yang terpenting bisa menghambat laju arus tsunami jika bencana itu benar terjadi.

Hal itu menjadi dasar bagi BNPB untuk merekomendasikan penanaman pohon itu di pinggir pantai sebagai salah satu upaya mitigasi bencana.

Sumbar memiliki tujuh kabupaten dan kota yang memiliki pantai yang berpotensi terkena dampak tsunami jika benar terjadi.

Sayangnya pemasangan batu grib tetap menjadi pilihan utama mengatasi abrasi terutama oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera V. Terakhir, lembaga tersebut membangun batu grib di Pariaman dan tetap akan melaksanakannya ke depan dengan anggaran miliaran rupiah.

Baca juga: Cegah abrasi Muara Kandis-Sumbar, pusat bangun penahan ombak

Baca juga: Warga Desak Pemerintah Bangun Tanggul Penahan Ombak

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019