Antara
Bamako (ANTARA) - Otoritas Mali menangkap lima orang tersangka yang terlibat dalam pembantaian sedikitnya 157 penduduk desa, kata jaksa pada Jumat, menyusul salah satu serangan paling keji di wilayah Serangan teroris baru-baru ini di dua masjid di Selandia Baru "mesti mengingatkan kita bahwa tak ada negara yang kebal dari terorisme", kata duta besar Turki untuk London pada Jumat (29/3).

Serangan 23 Maret oleh tersangka pemburu dari komunitas Dogon di Ogossagou, desa di Mali tengah yang dihuni para musuhnya, gembala Fulani, merupakan bagian gelombang kekerasan etnik dan gerilyawan yang meluas di seluruh Mali dan tetangganya Burkina Faso serta Niger.

Penuntutan atas tindakan kekerasan yang terkait dengan konflik di Sahel menjadi hal yang langka. Menyebarnya impunitas pun menjadi salah satu alasan bagi komunitas untuk melakukan aksi balas dendam.

"Di antara yang terluka dirawat oleh layanan medis, lima orang secara resmi diakui oleh korban yang terluka sebagai penyerang," kata Aza Ould Mohamed Nazim, jaksa di wilayah Mopti kepada Reuters.

Ia menuturkan bahwa kelimanya dibawa ke ibu Kota Bamako dengan penjagaan ketat.

PBB pekan ini mengirim para ahli HAM ke daerah tersebut guna menyelidiki kasus pembunuhan. Mahkamah Pidana Internasional mengatakan tindakan kejahatan tersebut dapat jatuh di bawah yurisdiksi mereka.

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019