Manado (ANTARA News) - Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro belum stabil atau masih proses erupsi walaupun intensitasnya fluktuatif, kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Devy Kamil Syahbana.

"Aktivitasnya masih tetap tinggi, masih merekam adanya aktivitas embusan dan guguran, begitu pun dengan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal," katanya melalui percakapan telepon di Manado, Kamis.

Terjadinya guguran mengindikasikan masih terjadi lelehan lava, sedangkan embusan menandakan masih ada gas yang dilepaskan.

Dia mengatakan gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal menunjukkan masih terjadi pergerakan magma dari kedalaman ke permukaan.

Saat ini, PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di zona bahaya, yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan), serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat-barat laut sejauh tiga kilometer, dan ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer.

Masyarakat sekitar Gunung Karangetang di area barat laut-utara dari kawah dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba, dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran salah satu gunung api aktif di Sulawesi Utara itu, yaitu di luar zona bahaya.

"Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu," katanya.

Dia berharap, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang aliran airnya berhulu di puncak Gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga pantai.

Gunung Karangetang di Pulau Siau itu erupsi pada Sabtu (2/2), selain memutuskan akses jalan darat, warga diungsikan ke tempat aman untuk menghindari ancaman awan panas guguran.*


Baca juga: Letusan Gunung Karangetang sebabkan jembatan Batubulan rusak

Baca juga: Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih fluktuatif


 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019