Jakarta, 16/2 (Antara) - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, menyayangkan adanya berita dan grafis di sebuah koran dan beberapa  media lainnya yang memberitakan informasi hoaks tentang dirinya akan diganti Basuki Tjahaja Purnama (BTP).

"Orang yang memprediksi hal demikian, mungkin sedang ngalamun. Saya menyayangkan kalau institusi pers sampai terbawa lamunan," kata KH Ma'ruf Amin, di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Sabtu, sebelum berangkat menuju ke Purwakarta dan Cimahi, Jawa Barat.

KH Ma'ruf Amin beserta rombongan, melanjutkan kegiatan safari politik ke Kabupaten Purwakarta dan Kota Cimahi, pada Sabtu hari ini, guna menguatkan konsolidasi dukungan partai politik dan para relawan.

Sebelumnya, koran Indopos dan beberapa media lainnya memberikan soal kemungkinan KH Ma'ruf Amin akan diganti dengan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) dan kainnya dengan beberapa nama lain.

"Saya meyayangkan, bahwa pers terbawa lamunan. Saya ini kan sangat menghormati pers, bergaul dengan pers, harusnya pers itu kan tidak membuat berita-berita yang aneh-aneh," kata Kiai Ma'ruf.

Kiai Ma'ruf mengingatkan, laporan pers yang aneh-aneh itu rentan digunakan pihak tertentu sebagai suatu isu kampanye hitam dan kebohongan atau pers dapat dijadikan alat kepentingan kelompok tertentu.

"Karena itu, saya mengimbau pers supaya memberitakan sesuatu yang faktual, logis, rasional. Jangan orang 'ngalamun' diberitakan," kata Kiai Ma'ruf.

Musytasar PBNU ini menambahkan, kalau orang-orang yang berandai-andai diberitakan, akan banyak sekali pengandaiannya. "Pers sebaiknya tidak berandai-andai," katanya.

Kiai Ma'ruf menegaskan, mengganti seorang presiden atau wakil presiden itu tidak semudah membalik telapak tangan.  Ada mekanisme yang jelas dan diatur di dalam konstitusi. "Lamunan dalam berita Indopos itu, tidak benar," katanya.








 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019