Kupang (ANTARA News) - Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur, Tini Tadeus mengatakan para petani sawah tadah hujan di provinsi berbasis kepulauan ini terancam gagal tanam karena curah hujan yang terbatas.

"Hujan yang terjadi saat ini belum merata ke seluruh wilayah NTT. Intensitas curah hujan masih kurang menyebabkan banyak lahan persawahan tadah hujan belum diolah petani sehingga dikwatirkan terjadi gagal tanam untuk lahan pertanian tadah hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD NTT, Tini Tadeus ketika ditemui Antara di Kupang, Senin.

Beberapa kabupaten yang curah hujannya masih kurang yaitu Kabupaten Rote Ndao, Sabu Raijua, Pulau Sumba, Alor dan Kabupaten Kupang.

"Kami mendapat laporan dari BPBD di daerah bahwa curah hujan yang terjadi masih kurang sehingga banyak lahan persawahan tadah hujan belum dikerjakan para petani karena terkendala sumber air hujan yang terbatas," kata Tini.

Menurut dia, apabila curah hujan yang terjadi masih seperti saat ini maka realisasi tanam akan molor padahal biasanya puncak musim hujan di NTT selalu terjadi pada Januari dan petani sudah mengolah lahannya.

Tini mengungkapkan, curah hujan dengan intensitas yang sedang saat ini terjadi di Pulau Flores, Timor Tengah Selatan, TTU, Belu, serta sebagian Kabupaten Kupang. Diperkirakan petani di daerah tersebut sebagian sudah mengolah sawah tadah hujan mereka.

Baca juga: Petani diharap tidak panik hadapi anomali iklim
Baca juga: NTT naik peringkat 14 penyumbang produksi dan luas tanam padi

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019