Nama daerah dipilih menjadi nama masjid itu, sebagai penegas unsur budaya lokal
Purwakarta, (ANTARA News) - "Tajug Gede" Cilodong atau Masjid Besar Cilodong di area seluas sekitar 10 hektare menjadi ikon baru Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

"Tajug ini dalam bahasa Sunda artinya masjid dan Gede maknanya besar, sedangkan Cilodong nama daerah," kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi di Purwakarta, Selasa.

Ia menjelaskan nama daerah dipilih menjadi nama masjid itu, sebagai penegas unsur budaya lokal. Hal itu dilakukakan untuk mengikuti kebiasaan para kiai sepuh Nahdlatul Ulama. Mereka memiliki kebiasaan menamai pesantren dengan nama daerah.

"Nama masjid ini tidak meninggalkan identitas. Karena terletak di daerah Cilodong, ya sudah namanya Cilodong saja. Kiai memberikan nama untuk pesantrennya kan selalu menggunakan nama daerah, seperti Tebu Ireng dan Lirboyo. Kalau di Purwakarta ada Cipulus, Cikeris, dan lainnya," katanya.

Masjid tersebut berlokasi di Jalan Raya Bungursari Cilodong, Kecamatan Bungursari, Purwakarta.

Bagian dalam masjid dihiasi berbagai ukiran khas Jawa Barat. Ukiran tersebut terbuat dari kayu jati pilihan yang didatangkan dari Gunung Jati Cirebon.

"Kanjeng Syaikh (Sunan Gunung Jati) pada akhir hidupnya mengatakan titip tajug dan fakir miskin. Ini terus terang saja menjadi spirit saya. Karena itu, selain untuk kegiatan religi, tajug ini ke depan akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat miskin. Sisa lahan sembilan hektare sebentar lagi dibangun area 'urban farming' (pertanian perkotaan) dan kawasan agrowisata. Saya kira ini positif," katanya.

Tajug tersebut memiliki dua lantai dan mampu menampung 4.000 umat.

Ia mengatakan Tajug Gede Cilodong merupakan masjid terbesar di Purwakarta.

"Lantai satu bisa menampung 2.000-an jamaah. Lantai dua juga bisa masuk dalam jumlah sama dengan lantai satu. Tajug Gede ini menjadi masjid terbesar di Purwakarta," katanya.

Di sekitar masjid, terdapat sembilan bedug yang siap menjadi penanda waktu masuk shalat di tajug tersebut. Selain itu, sembilan muazin akan mengumandangkan azan jika waktu shalat tiba.

Baca juga: 630 pengurus masjid di Purwakarta ikut BPJS-TK

Baca juga: Pelajar nonmuslim bersihkan Masjid Agung Purwakarta

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018