Bandung (ANTARA News) - Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya mengatakan bahwa konflik kontemporer masih menjadi hambatan kerja sama diantara negara-negara Islam.

Pertentangan tersebut, salah satunya, bisa dilihat di dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang hingga saat ini belum mampu mewujudkan tujuan awal berdirinya yakni membantu memerdekakan Palestina.

"Diantara anggota OKI sendiri terjadi pertentangan yang akibatnya misi OKI untuk menyejahterakan rakyat Palestina dan untuk menyatukan umat menjadi terkesampingkan," ujar Desra saat menyampaikan kuliah umum di UIN Sunan Gunung Djati, sebagai rangkaian kegiatan Diplomacy Festival (DiploFest) di Bandung, Selasa.

Selain konflik, instabilitas kawasan dan isu-isu residual seperti Palestina, Sahara Barat, serta ketegangan India-Pakistan dalam isu Jammuah-Kashmir juga menjadi tantangan yang perlu diselesaikan.

"Negara-negara Islam di kawasan Asia juga sama-sama negara berkembang eks-kolonial dengan berbagai isu ekonomi, sosial, dan budaya," tutur Desra.

Selain sesama pengekspor bahan mentah dan memiliki kualitas SDM yang belum merata dalam literasi ilmu pengetahuan dan teknologi, negara-negara tersebut memiliki daya saing yang masih relatif rendah dalam rantai pasok global.

"Karena itu diperlukan pendekatan yang cermat, hati-hati namun kreatif dan sinergis untuk terus mengoptimalkan berbagai kerja sama antarnegara Islam," kata Desra.*


Baca juga: Kemlu: belum ada kedekatan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Islam

Baca juga: Wamenlu Turki: Negara-negara Islam harus satukan suara

Baca juga: Wapres: Indonesia lebih damai dibanding negara Islam lain


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018