Selain eksplorasi bahari, tim ekspedisi FDC-IPB juga melakukan eksplorasi sosial budaya melalui wawancara langsung dengan penduduk setempat.
Bogor (ANTARA News) - Potensi bahari dan sosial-budaya di pesisir timur Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, digali melalui Ekspedisi Zooxanthellae ke-15 yang digagas secara kolaboratif berbagai pihak.

Para pihak yang bekerja sama dalam ekspedisi itu adalah Fisheries Diving Club-Institut Pertanian Bogor (FDC-IPB), sebuah organisasi selam mahasiswa di bawah naungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Pemkab Maluku Tenggara dan The World Wide Fund (WWF) Indonesia.

Ketua Pelaksana Ekspedisi Zooxanthellae ke-15,  Siti Khodijah dalam siaran pers melalui Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Sabtu, menjelaskan ekspedisi yang berlangsung 6-13 November 2018 itu dilepas Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara, Petrus Beruatwarin.

Ekspedisi Zooxanthellae sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 1991 dengan area eksplorasi tersebar di seluruh Indonesia

Tim ekspedisi melakukan pengamatan ekosistem terumbu karang meliputi kesehatan karang, ikan terumbu dan makrobenthos di pesisir timur Kei Besar, Maluku Tenggara.

Pengamatan dilakukan sejajar garis pantai pada kedalaman dangkal (3 meter) dan kedalaman dalam (10 meter) dengan metode pengambilan data yang digunakan untuk pengambilan data terumbu karang menggunakan PIT (Point  Intercept Transect).

Untuk ikan terumbu menggunakan Underwater Visual Census dan Belt Transect, sedangkan pengambilan data makrobentos serta kesehatan karang menggunakan metode Belt Transect.

Siti Khodijah menambahkan, selain eksplorasi bahari, tim ekspedisi yang berjumlah total 16 orang anggota FDC-IPB juga melakukan eksplorasi sosial budaya dengan melakukan wawancara langsung dengan penduduk setempat.

Dalam ekspedisi itu,  tim dipusatkan di Desa Weduar dan Yamtel dengan lokasi pengamatan yang tersebar di Kecamatan Kei Besar Selatan Timur, Kei Besar dan Kei Besar Utara Timur

Ia mengatakan pengamatan itu adalah kegiatan yang baru pertama kali dilakukan, sehingga data yang didapatkan dijadikan data baseline untuk dasar pembangunan atau pengelolaan ekosistem terumbu karang secara keseluruhan di pesisir Kei Besar Timur.

Sedangkan Ketua FDC-IPB, Regitri Darmawan menambahkan kegiatan ekspedisi itu merupakan wadah bagi anggota untuk mengembangkan kemampuan  penyelaman ilmiah, belajar bekerja sama serta menambah pengalaman baru.  

Pihaknya berkomitmen secara nyata dalam  mengeksplorasi ekosistem terumbu karang dan asosiasinya dengan harapan masyarakat setempat dapat mengetahui potensi alam bawah airnya, yang nantinya dimanfaatkan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.



Baca juga: 20-an Desa di Maluku Tenggara terendam rob

Baca juga: LIPI gelar ekspedisi di delapan pulau terdepan


 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018