Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menguji coba pengoperasian Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM)  (skybridge) Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat.

Direktur Utama PD Sarana Pembangunan Jaya selaku kontraktor, Yoory C. Pinontoan berharap uji coba lintasan ini dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki sampai dengan JPM Tanah Abang diresmikan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan pada kesempatan yang akan datang.

"Tujuan utama dari penataan ini yaitu perubahan perilaku penumpang, pengunjung dan pedagang untuk tertib ketika berada di kawasan Tanah Abang," kata Yoory.

Baca juga: PKL "skybridge" membayar retribusi mulai Januari 2019

Salah satu tujuan pembangunan JPM adalah menciptakan integrasi antarmoda transportasi di Stasiun Tanah Abang.

Seiring dengan peningkatan pelayanan kereta api yang berdampak pada peningkatan jumlah penumpang mencapai sekitar 100 ribu hingga 130 ribu orang/hari yang keluar masuk pintu stasiun.

Pedagang kaki lima dan ojek pangkalan yang berkerumun di depan stasiun menyambut penumpang juga menjadi masalah atas kesemrawutan di Tanah Abang.

Yoory mengatakan angkutan umum yang terintegrasi di "skybridge" selain kereta adalah bus Transjakarta dengan target tiga halte namun untuk sementara masih dua halte bus yang tersedia, yaitu halte di pintu stasiun Tanah Abang Jalan Jatibaru (persis dibawah JPM) dan halte di sisi selatan jembatan layang Jatibaru (persis di seberang Stasiun Jatibaru Bengkel).

Pelayanan rute bus yang melewati  "skybridge" Tanah Abang yaitu rute bus 5 F, Kampung Melayu - Tanah abang, rute bus 8C, Iskandar Muda - Tanah Abang yang akan melewati Jalan Kebon Jati-belakang Blok G-Jalan Jatibaru raya (dibawah JPM), berhenti di halte baru Jatibaru dan halte Jatibaru bengkel, kemudian lewati Flyover Cideng, Hotel Millennium-Jalan Fachrudin. Kemudian, rute bus 1H, Tanah Abang-Gondangdia dan rute bus GR 2, Tanah Abang Explorer.

Baca juga: Skybridge Tanah Abang perlu integrasi dengan angkutan umum

Pewarta: Tessa Qurrata Aini
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2018