Singapura (ANTARA News) - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Ahad mengisyaratkan pemilihan umum diadakan tahun depan, lebih dari setahun sebelum mandat pemerintahannya berakhir, sementara negara kota tersebut menghadapi ketakpastian di bidang ekonomi di tengah ketegangan perdagangan dunia.

Partai Aksi Rakyat (PAP), yang dipimpin Lee, menguasai politik Singapura selama lebih lima dasawarsa sejak kemerdekaan republik itu, meraih kemenangan dalam semua pemilihan umum dengan suara mayoritas dan tidak menghadapi tantangan nyata terhadap kekuasaannya.

Tetapi, partai itu berusaha mengatasi tanda ketakpuasan pemilih dengan janji mengurangi kesenjangan kekayaan dan memperbaiki pergerakan masyarakat, sementara bergerak dengan peralihan kepemimpinan untuk mencari pengganti Lee pada tahun-tahun mendatang, demikian Reuters melaporkan.

"Ini mungkin konferensi terakhir partai sebelum pemilihan umum mendatang," kata Lee dalam konvensi PAP.

"CEC (Komite Eksekutif Sentral) yang baru akan memimpin partai menuju jangkauan akhir, bersiap meningkatkan rekor di hadapan para pemilih," kata Lee.

Konvensi tahunan itu memilih Komite Eksekutif Sentral yang baru pada Ahad membawa para menteri kabinet yang berusia muda ke posisi tinggi, yang disebut para pemimpin 4G, dari sana pengganti Lee akan dipilih.

Tujuh anggota partai senior yang telah memimpin partai itu dan pemerintah, termasuk dua wakil perdana menteri yang saat ini berada di jabatan mereka, pensiun dari komite tersebut.

Bank sentral Singapura telah memperingatkan bahwa perselisihan perdagangan antara China dan Amerika Serikat kemungkinan mempengaruhi ekonominya.

Baca juga: PM Singapura sembuh total dari kanker prostat

Baca juga: Para analis pangkas proyeksi pertumbuhan Singapura


Lee, putera tertua pemimpin pendiri Singapura Lee Kuan Yew, telah menjelaskan ia siap mundur dalam beberapa tahun ke depan, tetapi belum ada pengganti yang dipilih dari kelompok menteri yang berusia lebih muda yang bertugas menyeleksi seorang pemimpin dari posisi-posisi mereka.

"PAP harus menang dalam pemilihan akan datang dengan meyakinkan," kata Lee kepada peserta konvensi. "Kita mengambil pendekatan pragmatik dan sentralistik dalam politik kita dan dalam kebijakan-kebijakan kita. Dan kita membuat arah jelas yang didukung orang-orang Singapura dalam jumlah besar yang ingin melihat stabilitas dan kemajuan berlanjut pada masa-masa mendatang."

Kinerja terburuk PAP dalam pemilihan umum terjadi pada 2011 ketika 40 persen pemilih menentangnya sebagian sebagai protes atas layanan umum.

Editor: Boyke Soekapdjo

Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018