Laporan Baru GSMA Mengestimasikan Bahwa Alokasi frekuensi700 MHz ke Broadband (Pita Lebar) Seluler Akan Menghasilkan Manfaat Ekonomi Sebesar US$ 11 miliar (IDR161 triliun) Selama Lebih dari 10 Tahun

Jakarta, 28 September (Antara/BUSINESS WIRE)-- Indonesia telah siap untuk menjadi negara digital terdepan di Asia Tenggara. Namun, hal ini hanya bisa terwujud apabila negara menyediakan akses spektrum vital untuk penggunaan mobile kepada operator. Laporan terbaru GSMA, Mempercepat ekonomi digital Indonesia: Alokasi frekuensi 700 MHz ke broadband seluler (Accelerating Indonesia's digital economy: Allocating the 700 MHz band to mobile broadband), yang dirilis oleh GSMA hari ini menegaskan bahwa penetapan frekuensi 700 MHz untuk penggunaan broadband seluler akan memberikan manfaat ekonomi sebesar $ 11 miliar (Rp161 triliun) kepada perekonomian Indonesia selama periode 2020-2030, atau sekitar satu persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Sektor seluler di Indonesia telah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sejak awal abad ini. Adopsi ponsel pintar (smartphone) meningkat di daerah perkotaan dan pedesaan seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan populasi muda yang paham teknologi. Namun, keterbatasan akses internet tetap menjadi tantangan utama dalam upaya meningkatkan partisipasi digital masyarakat khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Hal ini bisa berubah dengan dirilisnya spektrum 700 MHz untuk penggunaan seluler. Menurut laporan yang ditulis oleh GSMA Intelligence, ada potensi untuk meningkatkan pelanggan internet mobile dari 102 juta pada tahun 2017 (39 persen penetrasi) menjadi 185 juta (65 persen penetrasi) pada tahun 2025.

"Indonesia memiliki kemampuan untuk memimpin dalam perekonomian digital di dunia, seiring dengan mengalirnya investasi miliaran ke Indonesia untuk penanaman modal ventura di bidang digital," kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. "Penting bagi Indonesia untuk menjadi yang terdepan dalam hal kebijakan dan alokasi spektrum untuk memastikan pertumbuhan ekonomi digital dan mewujudkan inklusi keuangan, kontribusi ekonomi, kewarganegaraan digital dan kesetaraan sosial. Frekuensi 700 MHz menciptakan peluang bagi semua orang Indonesia untuk menikmati konektivitas berkecepatan tinggi di daerah paling terpencil, membantu percepatan partisipasi masyarakat dalam upaya mencapai kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi bangsa kita."

"Saat ini, Indonesia tinggal selangkah lagi untuk menjadi raksasa ekonomi digital di Asia Tenggara," kata Julian Gorman, Kepala Asia Pasifik, GSMA. "Dengan menempatkan langkah-langkah kebijakan untuk mendorong investasi dalam pengembangan dan digitalisasi seluler, Indonesia berpotensi melampaui pasar lain dalam hal pertumbuhan ekonomi. Untuk 10 tahun ke depan, perubahan teknologi seluler ini akan memberikan manfaat sosio-ekonomi yang akan berdampak langsung pada kesejahteraan jutaan orang."

Manfaat Alokasi 700 MHz ke Mobile Broadband

Meskipun 3G telah berhasil memperluas jangkauan pita lebar seluler mendasar kepada warga negara Indonesia yang tidak terhubung, teknologi ini tidak akan mampu mengatasi pertumbuhan signifikan lalu lintas yang akan terjadi dalam 10 tahun ke depan. Saat ini, operator jaringan seluler terutama menggunakan spektrum 1800 MHz untuk penyelenggaraan 4G. Karakteristik teknis dari frekuensi 700 MHz akan memberikan jangkauan lebih baik dengan infrastruktur lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi yang biasanya digunakan untuk meningkatkan kapasitas di area hotspot.

"Dengan mengalokasikan frekuensi 700 MHz untuk seluler secara cepat, sembari menetapkan harga yang sesuai dalam jumlah yang cukup, konsumen bisa mendapatkan manfaat lebih besar dari penyelenggaraan jaringan yang lebih cepat dan harga eceran yang lebih rendah," kata Brett Tarnutzer, Kepala Spektrum, GSMA. "Spektrum vital ini penting untuk memperluas jangkauan kepada masyarakat Indonesia yang belum terhubung, dan meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan, terutama di daerah pedesaan."

Reformasi Lebih Lanjut Harus Mendukung Ekonomi Digital

Laporan ini mendorong pembuat kebijakan di Indonesia untuk mempertimbangkan ruang lingkup aturan agar bisa memfasilitasi prinsip berbagi jaringan (network sharing). Hal ini bisa meningkatkan konektivitas seluler berkecepatan tinggi karena biaya yang dikeluarkan menjadi lebih efektif dan risiko dalam penyelenggaraan infrastruktur pun bisa ditekan. Terutama di daerah-daerah terpencil atau kawasan yang secara topografi dianggap sulit terjangkau. Selain itu, diperlukan rezim pajak yang tepat, di mana operator berkontribusi secara adil, tidak timpang, kepada penerimaan pajak pemerintah.

Dengan spektrum dan kebijakan investasi yang tepat, Indonesia, seperti halnya India, Malaysia, Myanmar, dan Filipina, memiliki potensi untuk mempercepat migrasi ke pita lebar seluler berkecepatan tinggi. Pada 2025, koneksi yang terjadi dari penggunaan 4G diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 360 juta koneksi - hampir tiga perempat dari total koneksi secara keseluruhan.

Laporan Mempercepat ekonomi digital Indonesia: Mengalokasikan pita 700 MHz ke broadband seluler (Accelerating Indonesia's digital economy: Allocating the 700 MHz band to mobile broadband), tersedia di sini dalam Bahasa Indonesia

-ENDS-

Tentang GSMA


GSMA mewakili kepentingan operator seluler di seluruh dunia, menyatukan lebih dari 750 operator dengan lebih dari 350 perusahaan di ekosistem seluler yang lebih luas, termasuk pembuat handset dan perangkat, perusahaan perangkat lunak, penyedia peralatan dan perusahaan internet, serta organisasi di sektor industri yang berdekatan. GSMA juga memproduksi acara industri terkemuka seperti Mobile World Congress, Mobile World Congress Shanghai, Mobile World Congress Americas dan rangakaian konferensi Mobile 360 Series.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs web perusahaan GSMA di www.gsma.com. Ikuti GSMA di Twitter: @GSMA.

Media Contacts:
For the GSMA
Bhayu Sugarda
+62 815 1384 1162
BSugarda@webershandwick.com,

Diah Setiawaty
+62 852 1078 5242
DSetiawaty@webershandwick.com,

Nadya Maharani
+62 812-9428-9252
NMaharani@webershandwick.com

GSMA Press Office
pressoffice@gsma.com

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018