Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten melalui Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) yang tahan terhadap krisis, antara lain dengan membuka kantor cabang BI di Banten. "UMKM merupakan andalan ekonomi daerah Banten untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mendapat dukungan dari BI," kata Deputi Direktur Kebijakan Moneter BI, Hendar MA, saat diskusi Panel mengenai Perkembangan Perekonomian Banten 2007, di Serang, Banten, Rabu. Ia mengatakan, Banten berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan target ekonomi nasional yang pada tahun 2008 sebesar 6,8 persen. Pertumbuhan ekonomi Banten pada 2005 mencapai 5,9 persen merupakan pertumbuhan tertinggi kedua setelah DKI Jakarta (tumbuh 6 persen), namun sejak itu pertumbuhannya makin merosot dan pada tahun ini hanya tumbuh 5,7 persen, katanya. Pertumbuhan ekonomi Banten, lanjutnya, dibanding dengan pertumbuhan nasional pada 2007 sebesar 6,3 persen berada di bawah, namun kondisi ini akan memicu Banten untuk lebih giat lagi memicu ekonominya. Oleh karena itu, berbagai produk alam yan dihasilkan akan dimanfaatkan secara maksimal sehingga semua dapat memberikan `gain` yang lebih baik, katanya. Ia memberi contoh, kelapa misalnya dapat isinya dapat dimakan, dan batoknya dapat dijadikan arang semuanya memberi nilai tambah (added value). Apalagi tingkat inflasi di Banten relatif rendah dibanding dengan angka nasional yang diperkirakan sampai akhir tahun ini akan mencapai 5,8 persen, katanya. Menurut dia, merosotnya pertumbuhan ekonomi Banten ini merupakan tantangan yang harus ditangani secara serius dengan meningkatkan berbagai produk primer yang dihasilkan maupun peningkatan prasarana untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. "Kami optimis Banten akan bisa berkembang lebih cepat dengan pertumbuhan yang makin meningkat yang didukung dengan kemauan yang tinggi dari masyarakatnya," ucapnya. Mengenai tingkat pengangguran, ia mengatakan, angka pengangguran Banten di atas nasional (9,75 persen) yang mencapai 16,1 persen yang menjadi tantangan bagi Pemda Banten untuk bisa menurunkan angka pengangguran itu. Namun hal itu dapat dikurangi melihat pertumbuhan produktifitas Rill tenaga kerja di Banten membaik walaupun kenaikkannya lebih rendah dibanding kenaikan upah riil yang didukung oleh besarnya porsi industri yang padat modal di Banten, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007