Malang, (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendatangkan pengajar ahli dari Jepang untuk membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa keperawatan sebelum mereka dikirim ke Jepang sebagai perawat lanjut usia (lansia).

Koordinator Asisten Khusus Rektor UMM, Tulus Winarsnu di Malang, Jawa Timur, Senin, mengemukakan mulai tahun akademik 2018-2019,  mahasiswa baru keperawatan (semester satu) akan langsung dibekali bahasa Jepang, sehingga begitu lulus
langsung bisa dikirim ke Jepang.

Program ini berlangsung selama 8 bulan. Sedangkan untuk lulusan keperawatan dilaksanakan sebelum mereka diberangkatkan ke Jepang. "Khusus untuk belajar bahasa Jepang bagi mahasiswa semester satu maupun lulusan pada periode ini, kami mengundang pengajar ahli dari Jepang," katanya.

Pengajar yang didatangkan dari Jepang itu adalah Yamamoto dari Kobe International University. Pengalaman pria ini dalam dunia keperawatan tak bisa dipandang sebelah mata.

Lebih dari 10 tahun, Yamamoto berkecimpung di sebuah rumah sakit lansia ternama di Jepang.

Selain Yamamoto, pengajar asal Jepang yang  dihadirkan ke UMM adalah Dr S Sugiura dari Reitaku University.  
Kedua pengajar asal Negeri Sakura itu sama-sama bekerja dengan UMM, bahkan  Sugiura berencana mengikuti jejak Yamamoto untuk
menjalin kerja sama dengan kampus itu.

Sebelumnya, UMM telah menjalin kerja sama dengan Mate-care co. Ltd. Dan, kerja sama tersebut terus terjalin dengan hadirnya pengajar dari Jepang untuk memperkuat program belajar bahasa Jepang bagi mahasiswa, sekaligus praktik praktik dalam merawat pasien lansia.

Sementara itu, pada pertemuan sebelumnya Yamamoto mengaku jika dirinya pernah terkena penyakit kanker dan dioperasi. "Saya pernah terkena penyakit kanker kemudian dioperasi dan dirawat di rumah sakit lansia.

Saya kemudian bekerja di sana dan dari situlah saya tahu banyak permasalahan yang dihadapi para lansia," katanya.

Pengajar dari Jepang lainnya, Dr S Sugiura dari Reitaku University menyatakan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama dengan UMM.  
"Konkretnya kerja sama itu nanti belum bisa saya jawab sekarang, tapi saya pastikan akan membawa pesan dari rektor UMM agar disampaikan kepada rektor saya di Jepang untuk didiskusikan dengan para petinggi kampus," tuturnya.

Kerja sama UMM dan Mate Care salah satunya bertujuan untuk mempersingkat waktu tunggu kerja bagi mahasiswa. Ini sejalan dengan semangat program UMM Pasti, yakni Pasti Lulus empat tahun,  Pasti Bekerja dan Pasti Mandiri.

Melalui bekal kompetensi yang diberikan, UMM memastikan lulusannya siap terjun ke dunia kerja dan terus berkarya.

Hingga saat ini sudah puluhan lulusan keperawatan UMM yang dikirimke Jepang sebagai perawat para lansia di negeri itu. Para perawat tersebut rata-rata digaji Rp25 juta per bulan.
 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018