Palangka Raya (ANTARA News) - Kepala Kepolisiam Daerah Kalimantan Tengah Irjen Anang Revandoko mengatakan pembunuhan orang utan bernama Baen oleh pelaku BY tak terkait dengan perkebunan sawit PT Wana Sawit Subur Lestari (WSSL).

"Kasus pembantaian orang utan ini tak ada hubungannya dengan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalteng," kata Kapolda Kalteng melalui pernyataan tertulis dari tim penasihat hukum PT WSSL, di Palangka Raya, Jumat.

Hasil dari penyidikan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Kalteng dan Polres Seruyan ditemukan bukti motif pembunuhan bahwa BY yang biasa mencari kayu di sekitar lokasi kejadian merasa jengkel, sebab usahanya sering terganggu oleh kehadiran orang utan Baen.

Olah tempat kejadian perkara (TKP) lokasi tempat penemuan bangkai orang utan ini di Blok Q45 Elang Estate Kebun 5 Afdeling 19 PT WSSL Desa Tanjung Hanau, Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan.

"Tersangka BY yang suka mencari kayu, sudah berkali-kali ditawari bekerja di kebun sawit. Tapi tersangka menolak dan lebih memilih pencari kayu di sekitar kebun sawit," ujar Kapolda Irjen Anang.

Menurut siaran pers juga disebutkan bahwa orang utan itu dibunuh dengan motif diduga untuk mencari perhatian dunia karena orang utan adalah satwa yang dilindungi.

Tersangka BY kini ditahan di Polres Seruyan untuk pemberkasan. Alat bukti yang digunakan untuk menetapkan BY, yakni sejumlah saksi, serta pedang, senjata api, sepotong kayu, perahu, rambut dan hasil forensik atas pemeriksaan rambut orang utan dengan temuan rambut di pedang dan perahu milik tersangka.

Orang utan yang sudah jadi mayat ini ditemukan mengambang di air dengan sejumlah luka sayatan dan tujuh peluru bersarang di tubuhnya.

Penemu mayat orang utan tersebut adalah karyawan perkebunan kelapa sawit PT Wana Sawit Subur Lestari (PT WSSL) II, pada Minggu, 1 Juli 2018.

Orang utan Baen merupakan orang utan yang pernah diselamatkan pada 2014 di sekitar kawasan PT WSSL. Kemudian dipindahkan ke kawasan Camp Seluang Mas pada 2014. Setelah ditemukan PT WSSL, secara rutin menyumbang biaya pemeliharaan satwa lindung ini.

Baca juga: BKSDA: orang utan masuk permukiman untuk hindari kebakaran

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018