Jakarta (ANTARA News)- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir harus menerima "kado pahit" saat ulang tahunnya ke-58 pada 27 Juni lalu, yakni tersingkirnya Jerman, tim kesayangannya dari Piala Dunia 2018.

"Iya, saya terpukul itu (atas kekalahan Jerman, red.)," kata Nasir usai pelantikan sejumlah rektor perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta, Kamis.

Jerman yang merupakan juara bertahan Piala Dunia harus tersingkir setelah kalah dari Korea Selatan dengan skor 0-2 pada laga terakhir fase penyisihan Grup F.

Kegagalan Jerman menembus babak 16 besar seolah meneruskan "kutukan" juara bertahan yang gagal lolos ke fase selanjutnya, setelah Prancis pada 2002, Italia pada 2010 dan Spanyol yang tidak mampu mengulangi kejayaan pada 2014.

Berdasarkan catatan FIFA, tidak ada negara yang mampu mempertahankan gelar juara setelah Italia pada 1938 dan Brazil pada 1962

Nasir mengaku mengidolakan Jerman karena tim yang menjadi juara pada Piala Dunia 2014 itu, memiliki kemampuan yang mumpuni dan mengombinasikan pemain senior dan yunior.

Meski kecewa, Nasir mengaku tak berlarut-larut. Ia masih memiliki tim cadangan pada Piala Dunia 2018, yakni Brazil.

"Saya yakin Brazil akan keluar sebagai juara Piala Dunia 2018," kata Nasir optimistis.

Menteri Nasir sendiri lahir di Ngawi pada 27 Juni 1960. Ia mengaku jarang sekali merayakan ulang tahunnya bersama keluarga, karena lebih banyak berada di luar kota saat hari ulang tahun.

"Tahun lalu di Kendari, tahun ini di Semarang. Jarang ulang tahun ada di rumah, karena saat ulang tahun saat tugas di luar kota," kata dia.

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018