Cibinong, Bogor (ANTARA News) - Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Bogor, Jawa Barat mengimbau pemudik yang menggunakan kendaraan roda empat untuk lebih cermat dalam memilih jalur dan waktu pada arus balik H+5 Lebaran 1439 Hijriah.

"Itu dapat melalui Jalur Puncak II (Jonggol), Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), agar tidak menumpuk pada jalur Cianjur-Puncak Bogor," kata Kepala Satlantas Polres Bogor, AKP Hasby Ristama di Cibinong, Rabu.

Menurut dia dalam arus balik ini pengguna jalan sering kali menggunakan jalur Cianjur- Puncak (Kabupaten Bogor) yang dimana sering kali mengalami kemacetan pada kedua sisinya.

Sedangkan pada Jalur Alternatif Jonggol dan Tol Fungsional Bocimi dari H+1 hingga H+5 terpantau arus lalulintasnya lancar. Dan pada kedua jalur tersebut sebenarnya pengguna jalan dapat menembus ke arah Puncak-Kabupaten Bogor.

Bila imbauan tersebut dapat berjalan maka dapat dipastikan untuk jalur menuju puncak dapat berjalan dengan baik dan pengendara bisa sampai tujuan dengan cepat.

Namun lainnya bila kedua jalur tersebut tidak dimaksimalkan oleh pemudik untuk arus baliknya. Ini dapat dipastikan kepadatan lalulintas akan tetap terjadi pada kedua sisinya.

Dengan begitu maka harus dilakukan sistem satu arah (one way) dengan cara buka-tutup jalan. Dan itu tentu cukup merugikan pemudik yang hendak akan kembali untuk melanjutkan aktivitas hariannya.

Ia menambahkan dalam pemberlakuan `one way` dapat berlangsung hingga enam jam, bahkan lebih dari itu. Dengan begitu tentu akan merugikan pengguna jalan lainnya.

"Tapi bila pemudik pada arus balik cukup jeli maka akan mengikuti anjuran tersebut yang dimana tidak akan ada penumpukan pada jalur Puncak-Cianjur," katanya.

Hal ini sebenarnya sudah dilakukan sosialisasi dimana pada arus mudik dan balik, tol fungsional Bocimi dapat dioperasikan secara maksimal sebagai alternatif utama bagi kendaraan roda empat untuk menuju Sukabumi dan daerah sekitarnya.

AKP Hasby meminta masyarakat yang hendak kembali ke daerahnya untuk lebih cermat dalam pemilihan waktu maupun jalurnya.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018