Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta pertumbuhan ekonomi nasional kuartal pertama 2018 sebesar 5,06 persen terus lebih ditingkatkan lagi untuk masa-masa berikutnya.

"Saya minta momentum pertumbuhan ekonomi nasional kuartal pertama 2018 sebesar 5,06 persen terus kita lebih tingkatkan lagi, (untuk) menjaga daya beli, meningkatkan investasi dan meningkatkan daya saing ekspor kita," kata Presiden saat memimpin Rapat Terbatas kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2018 di Kantor Presiden ,Jakarta, Selasa.

Khusus untuk ekspor, Jokowi meminta  hambatan dihilangkan, baik dalam soal perijinan, perbankan, maupun pembiayaan, termasuk pajak dan kepabean.

"(Hambatan) segera kita hilangkan, bukan hanya di pemerintah pusat saja, tapi juga termasuk pemerintah daerah," perintah Jokowi kepada kabinetnya yang dimintanya tidak ragu merancang nsentif-insentif yang tepat.

"Kita harapkan manfaatnya segera kelihatan," sambung Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan untuk mewaspadai risiko, terutama ketidakpastian ekonomi global, volatilitas keuangan global yang dipicu kebijakan normalisasi meneter di AS yang telah banyak menyebabkan depresiasi mata uang di negara-negara dunia, tidak kecuali Indonesia.

"Tapi Alhamdulillah dibanding dengan negara-negara lain kita jauh lebih baik," kata Jokowi.

Presiden juga meminta mewaspadai faktor ekternal seperti harga minyak, potensi perang dagang AS-Tiongkok dan kondisi geopolitik internasional.

"Kita juga perlu menyiapkan diri mitigasi ketidakpastian global dan melakukan antisipasi pergerakan menuju kesimbangan perekonomian global," kata dia.

Presiden meminta tetap fokus menjaga stabilitas keamanan sehingga seluruh kerja perbaikan kesejahtraan, penurunan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja dapat dipercepat dan diperbaiki.

Baca juga: Ekonomi kuartal I dinilai bangkitkan optimisme dunia usaha

 

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018