London (ANTARA News) - Peran aktif dan kepemimpinan Indonesia yang kuat di fora internasional mendapat pengakuan dari Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita yang dibuktikan dengan diberikannya dukungan unilateral oleh Pemerintah Mali terhadap pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk Periode 2019-2020.

Hal itu disampaikan usai upacara penyerahan surat-surat kepercayaan dari Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran, yang juga merangkap Mali di Istana Kepresidenan Mali (27/03), demikian Pensosbud KBRI Dakar, Dimas Prihadi dalam keterangan kepada Antara London, Sabtu.

Presiden Keita menyampaikan bahwa Ia mengapresiasi dan berterima kasih atas kontribusi aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB di Mali (MINUSMA) yang secara nyata telah memberikan kemajuan positif terhadap proses perdamaian di Mali.

Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar pada operasi?peace keeping force di dunia, saat ini memiliki 16 anggota TNI yang sedang bertugas di Mali.

Sebelumnya, pada kurun waktu 2015-2016, Indonesia juga telah men-deploy sebanyak 146 pasukan pemelihara perdamaian tergabung dalam MINUSMA. "The spirit of Asia-Africa Conference di Bandung, telah menginspirasi negara-negara Afrika untuk merdeka terlepas dari belenggu penjajah, termasuk Mali yang merdeka dari Perancis tahun 1960," ujar Presiden Keita yang mengagumi model kepemimpinan Presiden Soekarno.

Kepada Dubes Mansyur, Presiden Keita juga menyatakan kekagumannya terhadap Presiden Habibie sebagai seorang scientist yang telah meletakkan Indonesia sebagai negara maju yang memiliki berbagai produk industri strategis yang sangat diperlukan oleh negara-negara di Afrika termasuk Mali.

Dalam pertemuan "Tete-a-Tete" dengan Presiden Keita, Dubes Mansyur menyampaikan salam hangat dan persahabatan dari Presiden Joko Widodo serta ucapan terima kasih dari PemRI kepada Presiden Keita atas dukungan secara unilateral Pemerintah Mali pada pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB, serta dukungan-dukungan dan kerja sama lainnya di forum internasional yang telah berjalan baik selama ini.

Dubes Mansyur menegaskan keinginan yang kuat dari Pemri untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang politik termasuk melalui operasi "peace keeping force" PBB di Mali yang tergabung dengan MINUSMA.

Sementara itu, di bidang ekonomi Dubes Mansyur menyampaikan perlunya penguatan hubungan perdagangan kedua negara di berbagai bidang utamanya di area industri strategis seperti pesawat produksi PT. DI, kapal buatan PT. PAL, kereta Api buatan PT. INKA, senjata buatan PT. Pindad, pakaian militer buatan??PT. Sritex, dan produk-produk lainnya.

Terinspirasi dari Indonesia, Presiden Keita menginginkan adanya peningkatan kerja sama yang dapat direalisasikan dengan mendatangkan pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Mali, termasuk transfer teknologi di bidang tekstil dimana Indonesia selama ini mengimpor kapas dari Mali untuk produk tekstilnya.

Senada dengan Presiden Keita, mengingat Indonesia selama ini mengimpor kapas dalam kapasitas yang cukup besar dari Mali, Dubes Mansyur menanggapi positif peluang kerja sama transfer teknologi pertekstilan yang memungkinkan pembuatan kapas di Mali dengan menggunakan bahan baku dari Mali yang sangat berlimpah.

Hal yang sama juga diutarakan Menteri Luar Negeri Mali, Tieman Hubert Coulibaly, yang mengharapkan agar pengusaha Indonesia dapat melakukan investasi dengan membangun pabrik tekstil di Mali karena Mali memiliki produksi kapas terbesar di Afrika. Ia juga berharap agar Dubes Mansyur dapat menjembatani kerja sama di bidang pertanian diharapkan Indonesia dapat melakukan transfer teknologi ke Mali.

Dalam rangka penguatan hubungan bilateral, Dubes menyampaikan agar adanya Konsul Kehormatan (Konhor) RI untuk Mali yang dapat menjembatani hubungan bilateral kedua negara.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, tahun 2017, total perdagangan Indonesia-Mali mencapai angka 31.980.900 dolar AS dengan surplus di pihak Mali didominasi oleh impor non migas.

Penyerahan surat-surat kepercayaan oleh Dubes Mansyur Pangeran kepada Presiden Mali merupakan negara yang ke-6 sejak Ia tiba di Dakar, Senegal, pada Maret dua tahun lalu. Dubes Mansyur memiliki delapan wilayah kerja di Afrika Barat termasuk Senegal. Selanjutnya, Dubes Mansyur dijadwalkan akan menyerahkan surat-surat kepercayaan yang ke-7 kepada Presiden Republik Guinea-Bissau, Jos Mario Vaz, di Istana Presiden di Bissau.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018