Palembang (ANTARA News) - Balai Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang menduga tragedi tenggelamnya speedboad di perairan Tanjung Sere, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang mengakibatkan 13 orang tenggelam disebabkan adanya cuaca buruk.

Prakirawan BMKG SMB II Sinta di Palembang, Kamis, mengatakan, untuk memastikannya hal itu kini sedang dilakukan koordinasi dengan BMKG Jakarta bidang Kemaritiman untuk mengetahui titik koordinat Tempat Kejadian Perkara.

Dari analisis awal, memang terjadi cuaca buruk karena ada pertemuan awan cumulonimbus sekitar pukul 16.00 WIB yang bermuara di kawasan Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumsel.

"Kami koordinasi dulu, apakah kawasan ini dekat daerah Sungsang, Kabupaten Banyuasin," kata dia.

Dari prakiraan cuaca BMKG SMB II yang dipantau pada saat kejadian memang potensi hujan disertai petir akan terjadi di beberapa kabupaten.

Kabupaten itu di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU Selatan, Pagaralam, Empat Lawang, Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Banyuasin dan Kota Lubuklinggau.

Untuk potensi hujan ringan diperkiraan terjadi di Kabupaten Lahat, Musi Rawas, Kota Pagaralam dan Palembang. Untuk potensi hujan sedang diperkirakan terjadi di OKU dan OKU TImur.

Prakiraan suhu udara sendiri, di kawasan TKP? di Kabupaten Banyuasin Sumsel, sekitar 24-32 derajat celcius dengan kelembaban udara 60 persen hingga 95 persen.

Hembusan angin berasal dari Barat hingga Barat Laut dengan kecepatan 0 - 20 km per jam. Sedangkan Tinggi gelombang laut seperti di Selat Gelasa, Selat Bangka bagian Utara dan Selatan diperkirakan setinggi 0,3 meter hingga 0,8 meter. Bahkan tingginya maksimum bisa mencapai 1,5 meter.

Potensi hujan berintesitas sedang ? lebat bahkan diserai petir dan angin kencang diperkirakan terjadi di beberapa kabupaten. Seperti Kabupaten OKI, OKU, OKU Timur, Ogan Ilir, Muara Enim, Prabumulih, PALI, Lahat, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Palembang dan sekitarnya.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018