Cilacap (ANTARA News) - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengatakan bahwa pemerintah akan membangun Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) berkeamanan tinggi untuk bandar narkoba dan teroris.

"Kita membangun lapas super maksimum untuk bandar narkoba yang ditengarai bisa membangun jaringan, `high risk`. Kapolri ikut kita mengecek disini dan nanti ke Pasir Putih untuk teroris," kata Yasonna di Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap, Jumat

Hal tersebut disampaikan saat meninjau Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih Bersama Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari.

Selain itu dalam pembangunan lapas "high risk" bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menjamin, katanya.

"Dilengkapi CCTV `one person one room`, dimonitor CCTV nggak mungkin keluar, karena dimonitor 24 jam. Dan orang yang kita tempatkan di Pasir Putih dan Batu, setelah dilakukan assesment oleh tim dari luar," kata Yassona

Kemenkumham juga bekerjasama dengan psikolog dari Angkatan Udara untuk personel yang ditempatkan di Lapas Batu dan Pasir Putih, katanya.

"Dan yang ditempatkan di sini kita lihat jika berhasil dengan baik akan jadi promosi untuk tempat lain lagi. Kalau gagal mungkin demosi. Ini betul - betul kami kerja sama dengan Kapolri dan kawan - kawan yang akan betul - betul orang orang yang memiliki jaringan kita `lock up` betul - betul," kata Yassona.

Pasukan pengamanan gabungan akan betul - betul menjaga Lapas "high risk". Tujuannya supaya betul - betul yang ditahan di dalamnya menyebarkan ke luar strategi keamanan, katanya.

"Tahanan itu bisa keluar kalau konseling, kalau besuk tidak berhadapan dengan tamu, dibatasi alat kaca, kaca tidak mudah pecah dari fiber dan melalui telepon untuk direkam apa pembicaraanya," kata Menkumham.

Lapas "high risk" dibangun 2018, untuk kapasitas 90 narapidana di Lapas Batu, kalau dulu 750 narapidana. "Memang rugi juga, tapi demi pengamanan kepentingan bangsa harus begitu," kata Yasonna.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017