Sukabumi, Jawa Barat (ANTARA News) - Tenaga kerja wanita asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang diketahui bernama Iros Rosidah (31), tewas diduga akibat dibunuh di negara tempat bekerjanya yakni Uni Emirat Arab (UEA).

"Istri saya meninggal karena dibunuh saat tengah merelai perkelahian, namun belum tahu pasti kronologis kejadiannya," kata suami korban, Hendi, di Sukabumi, Rabu.

Informasi yang dihimpun, TKW yang beralamat di Kampung Cibarongbok (02/05) Desa/Kecamatan Cicantanyan, keluarga di Sukabumi terakhir berkomunikasi dengan korban pada Rabu, (4/12) dan suaminya menerima kabar kematiannya pada keesokan harinya.

Adapun tempat pembunuhan tersebut di Massage Near Russian Embassy, Zayani Area Hamdan bin Mohammed Street, Abu Dhabi, UEA. Saat ini jasad pahlawan devisa tersebut sudah berada di Kantor Polisi Muroor Street.

Ternyata tidak hanya Iros yang tewas dibunuh tetapiu ada empat korban lainnya yakni dua warga Thailand, satu warga Purwakarta, Jabar dan satu lagi warga Bangladesh.

"Kami di Sukabumi hanya menerima kabar saat ini polisi UEA tengah memburu pelaku pembunuhan tersebut dan pemilik perusahaan tempat istri saya bekerja sudah ditangkap," tambahnya.

Namun, Hendi masih belum percaya dan meyakini bahwa istrinya tersebut telah meninggal dunia akibat dibunuh, karena belum ada kiriman foto jenazahnya.

Tapi, kakak korban terus meyakini dirinya bahwa Iros telah meninggal di tempat kerjanya yang bergerak di bidang pelayanan spa salon. "Kata kakak ipar, jenazah istri saya dan keempat pegawai lainnya ditemukan oleh pemilik spa tersebut," katanya.

Pihaknya saat ini masih menunggu informasi lebih lanjut dari Kedutaan Besar Indonesia di UEA. Jika kejadian ini benar terjadi maka, keluarga minta jenazah Iros segera dipulangkan ke Sukabumi untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Sementara, Kepala Desa Cicantayan, Zulfikar Hakim, mengatakan, dia saat ini masih berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) untuk mengumpulkan informasi apakah benar ada warganya yang merypakan TKW menjadi korban pembunuhan.

"Kami masih mengumpulkan bukti-bukti dan informasi agar semua laporan untuk melakukan langkah lebih lanjut seperti memulangkan korban ke tanah air," katanya.

Pewarta: Aditia Rohman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017