London (ANTARA News) - Inggris memulihkan diri pada Senin (11/12), setelah salju tebal membawa suhu mencapai titik beku dan menyebabkan penutupan ratusan sekolah dan penundaan jadwal penerbangan untuk hari kedua.

Listrik kembali dialirkan ke lebih dari 100.000 rumah, sementara bandara-bandara berusaha memulihkan jadwal penerbangan mereka menyusul hujan salju besar musim dingin yang pertama -- yang terbesar dalam empat tahun.

Inggris terakhir mengalami peristiwa ini secara nasional pada Maret 2013, dan selama musim dingin 2010.

Halaman depan koran-koran penuh gambar orang-orang yang sedang menikmati salju atau terjebak macet di jalan.

Pada Minggu, tumpukan salju tingginya 32 sentimeter di Sennybridge, Wales selatan. Dan suhu Minggu malam turun menjadi minus 11,6 derajat Celcius di Northumberland, Inggris timur laut.

Jaringan The Western Power Distribution mengatakan mereka sudah mengembalikan listrik ke lebih dari 99.500 pelanggan, sedangkan 7.000 lainnya masih tanpa listrik, sebagian besar di barat tengah Inggris.

Sementara itu, gangguan masih berlanjut di jalanan dan sejumlah bandara. London Heathrow, bandara tersibuk di Eropa, menyatakan masih mengalami gangguan.

"Beberapa penerbangan di Heathrow akan terganggu pada Senin dan pesawat tidak ada di posisi menyusul suaca kemarin" menurut otoritas bandara.

"Kami bekerja sama dengan maskapai mitra untuk mengembalikan pesawat sesuai kebutuhan dan pemulihan layanan penuh masih jadi fokus."

Ratusan sekolah juga ditutup di bagian barat Inggris dan Wales utara, sementara sebagian besar wilayah kerajaan dalam status peringatan kuning untuk salju dan es. Semua sekolah yang dikelola otoritas lokal di pusat kota Birmingham juga ditutup menurut siaran kantor berita AFP. (hs)

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017