Cilacap (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa Jawa Tengah secara umum memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim kemarau ke musim hujan yang ditandai dengan turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir.

"Saat ini masuk peralihan atau transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Sementara awal musim hujan di Jawa Tengah, rata-rata diprediksikan mulai dasarian (10 hari, red.) kedua bulan Oktober," kata Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin.

Menurut dia, hujan yang terjadi pada masa transisi tidak rutin karena kadang akan diselingi dengan kondisi cuaca yang panas menyengat seiring dengan bergesernya matahari dari utara ekuator ke selatan.

Dalam hal ini, kata dia, posisi matahari pada tanggal 23 September tepat berada di ekuator atau yang dikenal dengan "equinox".

Ia mengatakan jika posisi matahari makin ke selatan, kondisi cuaca di wilayah selatan ekuator akan makin aktif sehingga bakal bermunculan tekanan rendah yang memicu datangnya musim hujan.

"Saat ini belum banyak tekanan rendah yang aktif di wilayah selatan ekuator," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa jika saat sekarang di Australia telah ada bibit tekanan rendah sebesar 1.006 milibar sedangkan di utara ekuator, yakni di sekitar Filipina sebesar 1.008 milibar.

Jika sebelumnya di wilayah utara ekuator banyak terjadi badai, kata dia, saat sekarang badainya mulai luruh sedangkan di wilayah selatan ekuator sudah mulai muncul tekanan rendah dan hujan mulai turun di beberapa daerah Pulau Jawa secara merata.

Lebih lanjut, Teguh mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap petir dan angin langkisau (puting beliung) yang berpotensi terjadi pada masa transisi.

"Hujan pada masa transisi masih berfluktuasi, kadang hujan, diselingi panas, ada hujan lagi. Nah, ini yang ke depan kemungkinan petirnya akan muncul," kataya.

Selain pada masa transisi, kata dia, potensi terjadinya petir dan angin langkisau pada awal musim hujan juga cukup tinggi.

Disinggung mengenai kondisi perairan selatan Jawa Tengah, dia mengatakan jika hingga saat ini masih dipengaruhi musim angin timuran sehingga gelombang tinggi masih berpeluang terjadi.

"Saat ini masih dipengaruhi angin timuran namun kecepatannya lambat laun akan berkurang seiring dengan bervariasinya arah angin. Nanti kalau arah anginnya sudah bervariasi, gelombang tinggi akan berkurang," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017