Bantul, Yogyakarta (ANTARA News) - Tempat pembuatan garam di Pantai Samas, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, sudah tidak beroperasi sejak 2016 hingga pertengahan 2017.

"Terakhir beroperasi kalau tidak salah sekitar tahun 2015, kemudian sejak 2016 sampai sekarang tidak operasional karena pengaruh kemarau basah," kata Ketua Kelompok Nelayan Mino Samudro Pantai Samas Sadino di Bantul, Jumat.

Menurut dia, tempat pembuatan garam yang memanfaatkan fasilitas bak penampung air laut berukuran tidak terlalu luas itu adalah bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY.

"Ketika beroperasi, waktu itu hasilnya pernah dipromosikan lewat Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul ke pasar, karena waktu itu pemasaran sulit karena kalah sama pabrik. Dan sejak 2016 tidak beroperasi sama sekali," katanya.

Kini kelompok nelayan menyatakan siap mengoperasikannya lagi jika cuaca mendukung, selain ada pendampingan dan fasilitasi dari dinas, mengingat fasilitas yang ada perlu dibenahi.

"Dulu bak ini dikelola satu kelompok, satu kelompok berisi 50 orang, jadi bergantian mengelolanya. Cara produksinya pas sore ambil air laut kemudian dibawa ke bak lalu dikontrol kadar garamnya," kata Sadino.

"Kalau cuaca bagus bak penampung ini bisa memproduksi sekitar 50 sampai 60 kilogram garam Grosok. Tetapi sejak tahun 2016 produksi berhenti, penyebabnya karena kemarau basah," katanya.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi mengatakan, pembuatan garam di Samas adalah baru uji coba tiga tahun lalu, belum dilanjutkan sampai sekarang karena berbagai pertimbangan.

"Tetapi nanti ke depan akan kita maksimalkan," kata Pulung.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017