Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berpendapat penggunaan dana haji untuk investasi di sektor infrastruktur lebih menguntungkan.

"Dana seperti itu dana jangka panjang. Kalau ditaruh saja di deposito berapa sih bunganya? Sekitar 5-6 persen. Tapi kalau investasi infrastruktur paling sedikit 12-13 persen, itu pasti profitnya lebih besar," katanya usai acara "Kawasan Ekonomi Khusus: Tinta Kemerdekaan dari Pinggiran" di Jakarta, Selasa.

Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan bahwa dengan penerbitan surat pernyataan utang maka imbal hasil investasi di sektor infrastruktur akan lebih tinggi dari deposito, surat utang negara, atau bagi hasil kepemilikan saham.

Malaysia, ia menjelaskan, sudah menginvestasikan dana haji ke sektor infrastruktur hingga pasar modal sejak 20 sampai 30 tahun lalu.

"Jadi sebenarnya saya malah aneh. Di Malaysia sudah kerjakan itu sejak 20-30 tahun yang lalu. Tabungan haji itu dananya kemana? Ke infrastruktur. Malah dia bisa ke pasar modal," kata Darmin.

Presiden Joko Widodo sebelumnya menyatakan menginginkan pengelolaan dana haji yang optimal guna mendorong pembangunan sarana infrastruktur untuk mengatasi persoalan kesejahteraan.

Beberapa anggota Komisi VIII DPR yang membidangi agama menilai usul tersebut kurang tepat, berpendapat dana haji sebaiknya untuk umat karenanya akan lebih baik bila usul pembangunan infrastruktur yang dimaksud adalah infrastruktur pendukung pelayanan haji.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemanfaatan dana haji harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan tata kelola apabila ingin digunakan sebagai instrumen investasi.

"Karena ini dana umat, harus dikelola dengan hati-hati, transparan, akuntabel, mengikuti rambu-rambu prudent, good governance, dan harus bebas korupsi," kata Sri.



Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017