Magelang (ANTARA News) - Umat Buddha di Indonesia menghadapi tantangan untuk melawan hawa nafsu keduniawian yang ada pada setiap pribadi, kata Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia Siti Hartati Murdaya.

"Tantangan umat Buddha adalah melawan hawa nafsu yang ada pada diri sendiri, tentang dunia," katanya di sela penyemayaman air berkah Waisak 2017 di Candi Mendut, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin petang.

Ia mengatakan batin manusia penuh dengan kegelapan sehingga memerlukan usaha sekuat-kuatnya untuk keluar dari kegelapan.

Setiap umat, katanya, harus menyadari keadaan batinnya agar selalu kuat dan tidak terpengaruh berbagai guncangan dari lingkungan eksternal. "Jadi kita harus terus-menerus berusaha menjaga kondisi batin agar seimbang dan kuat. Kita punya Buddha nature sifat-sifat alami Buddha yang ada dalam diri setiap manusia," katanya.

Ia menjelaskan sifat alami kebuddhaan itu seringkali terlupakan manusia karena terbelenggu oleh hawa nafsu kebodohan, duniawi, egois, dan mencari keuntungan untuk diri sendiri.

Hawa nafsu duniawi, katanya, menjadi akar setan yang wujudnya antara lain keserakahan, kebodohan, kebencian, dan kemarahan.

"Itu yang membelenggu hidup di dunia ini, menjadikan manusia tidak bahagia, hidup penuh dengan gejolak dan malapetaka," katanya.

Ia mengemukakan banyak perbuatan karma kebaikan seharusnya bisa dilakukan manusia, akan tetapi berhubung ada kebodohan dan akal kegelapan, akhirnya suatu karma buruk yang dipanen manusia.

Terkait dengan pesan Waisak 2017 yang akan jatuh pada Kamis (11/5), ia mengajak umat Buddha kembali kepada keheningan diri dan kembali kepada kebuddhaan yang ada pada setiap manusia.

Tema Waisak 2017 adalah ""Mengembangkan Potensi Kebuddhaan Menjadi Kebijaksanaan".

"Kita tingkatkan Buddha yang ada pada diri sendiri untuk melawan kejahatan, melawan kesalahan, melawan perbuatan yang penuh hawa nafsu dan kebodohan, supaya hidup ini menjadi lebih damai, lebih bahagia," katanya.

Pada perayaan Waisak 2017, katanya, umat Buddha selain berdoa bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar, juga mendoakan Bangsa Indonesia agar beroleh keselamatan dan terbebas dari bencana.

"Kita berdoa bagi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) supaya dalam sinar-Nya Yang Kuasa dan kita menemukan solusi atas berbagai gejolak," katanya. 

Pewarta: M Hari Atmoko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017