Sesuai instruksi Presiden, ya secepatnya"
Bogor (ANTARA News) - Uji coba operasi penerbangan di Jalur Selatan Jawa, yang selama ini lebih banyak digunakan untuk militer, masih terkendala cuaca, kata Direktur Operasi Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia) Wisnu Darjono.

Wisnu dalam diskusi "Media Gathering Airnav Indonesia" di Bogor, Kamis, mengatakan uji coba tersebut dilakukan pada 17-23 Desember 2016 di mana terdapat cuaca buruk, yaitu angin siklon.

"Ada beberapa kendala, di antaranya angin siklon dan cuaca buruk, sehingga harus dilakukan trial operation (uji coba) yang kedua," katanya.

Dia mengatakan uji coba yang kedua akan dilakukan pada Januari atau Februari 2017.

Uji coba yang pertama dilakukan oleh Garuda Indonesia dengan Notam A366/16 pada rute-rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Lombok Praya, Jakarta-Kupang, Yogyakarta-Denpasar, Yogyakarta-Lombok Praya, Yogyakarta-Kupang.

Wisnu mengatakan berdasarkan evaluasi antara Airnav Indonesia, Kementerian Perhubungan dan TNI AU, yaitu masih harus menyelesaikan aspek-aspek yang berkaitan dengan keselamatan, seperti prosedur standar operasi (SOP) dalam keadaan darurat.

"SOP dalam keadaan kontigensi atau emergency (darurat) masih perlu dibahas harus ke mana karena ini masalah safety (keselamatan), jadi masih diteliti," katanya.

Selain itu, lanjut dia, masih perlu adanya masukan-masukan dari pilot yang melakukan uji coba untuk melengkapi evaluasi sebagai persiapan uji coba selanjutnya.

"Ada hal-hal yang baru ketahuan ketika dicoba, untuk itu kami menunggu masukan-masukan dari maskapai dan pilot," katanya.

Terkait infrastruktur, Wisnu mengatakan perlu ditambah yaitu sarana komunikasi, berupa "extended range communication" di Malang karena ditangani oleh Makassar Air Traffic Sercives Centre (Pusat Pelayanan Lalu Lintas Udara Makassar).

Berdasarkan diskusi dengan TNI AU, Wisnu mengatakan untuk penerbangan sipil sementara mendapatkan slot pada pukul 16.00 hingga 06.00.

Kendatipun penerbangannya bukan pada jam sibuk, dia menilai masih banyak penerbangan yang dilakukan pada rentang waktu tersebut, terutama untum rute-rute ramai, seperti Jakarta-Denpasar, Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Lombok.

"Nanti akan kita kasih pilihan kepada maskapai apakah mau Jalur Utara atau Selatan, karena tujuannya memang untuk memberikan alternatif pilihan untuk mengurangi kepadatan, karena kalau tidak begitu akan sulit mencapai optimum level," katanya.

Wisnu menegaskan meskipun akan digunakan untuk jalur penerbangan sipil, namun tidak menggeser kegiatan latihan militer TNI AU.

"Jadi, sifatnya flexible use airspace, kalau TNI AU tidak ada kegiatan, kita gunakan dan kalaupun TNI akan menggunakan jalur sipil, kita tutup," katanya.

Dia mengatakan seharusnya dua sampai tiga bulan Jalur Selatan Jawa bisa dioperasikan karena sudah merupakan Instruksi Presiden.

"Sesuai instruksi Presiden, ya secepatnya," katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016