Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menghadiri silaturahmi lintas tokoh dan lintas kepercayaan, di Jakarta, Kamis.

Seperti dalam keterangan tertulis MPR, disebutkan mereka yang hadir dalam acara tersebut antara lain beberapa tokoh nasional seperti Akbar Tandjung, Din Syamsuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur.

Kemudian, beberapa perwakilan lintas agama salah satunya perwakilan agama Kristen serta Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Tokoh Nasional dan Mitra Muhammadiyah. Hidayat mengaku mengapresiasi acara silaturahmi lintas tokoh dan lintas kepercayaan ini.

Sesuai dengan ungkapan Minal Aizin Walfaizin, yang menggambarkan silaturahmi dan saling menyapa. "Saya sangat takjub dengan ungkapan Minal aidin walfaizin.

Ungkapan tersebut adalah kosa kata doa yang sangat luar biasa cerdas yang lahir di Indonesia untuk menggambarkan rasa suka cita, silaturahmi dan saling menyapa," kata dia. "Doa ini adalah jawaban konkrit untuk saling bersatu. Doa ini menghadirkan keberagaman, bisa saling menyemangati warga bangsa," imbuh Hidayat.

Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam kesempatan itu menegaskan bahwa silaturahmi ini memperlihatkan betapa persaudaraan itu sangat indah walaupun berbeda.

"Bangsa ini memerlukan keterikatan luhur dan kebersamaan tanpa pemahaman sempit dan persepsi sempit dalam konteks apapun. Semua semestinya hanya menyoalkan soal persaudaraan dan persatuan bangsa apapun warna kulit dan kepercayaannya," kata dia.

Bangsa ini, lanjut Haedar, harus disyukuri sebagai bangsa besar masih memiliki martabat walaupun ada riak-riak kecil. Kemajemukan bangsa dipahami memiliki berbagai macam perbedaan dan keberagaman. Kendati begitu, dia mengingatkan layaknya api dalam sekam, perlu ada kewaspadaan tentang potensi konflik.

"Salah satunya diakibatkan karena ada ledakan sosial yang salah satu pencetusnya adalah akibat mayoritas yang merasa termajinalkan dan terpinggirkan. Ini harus di diperhatikan betul oleh pemerintah dan rakyat Indonesia," kata dia.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016