Cirebon (ANTARA News) - Komisi V DPR RI mendukung dibuka kembali aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, karena banyak daerah yang membutuhkan pasokan batu bara dari pelabuhan itu.

"Kalau kami di Komisi V mendukung dibukanya aktivitas bongkar muat, namun yang terpenting tidak adalagi permasalahan debu," kata Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis di Cirebon, Rabu.

Menurutnya, ada beberapa daerah di Jawa Barat yang terdampak langsung dengan penutupan bongkar muat tersebut, dimana industri yang menggunakan batu bara mengalami kesulitan pasokan.

Karena, lanjutnya para pengusaha harus mengambil batu bara dari pelabuhan yang jauh, seperti Tegal dan juga Jakarta, sehingga ongkos kirim melambung.

"Berhentinya bongkar muat batu bara cukup berdampak terhadap aktivitas industri di Jabar, seperti halnya di Majalengka yang disampaikan oleh Bupatinya," katanya.

Aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon, kurang lebih sudah empat bulan terakhir ini berhenti beroperasi karena tuntutan warga yang merasa terganggu dari polusi yang dihasilkan.

Farih Djemy menambahkan dirinya sudah berbicara langsung dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon dan Direktur Pelindo II Cirebon terkait rencana pembukaan kembali aktivitas bongkar muat batu bara tersebut.

Keduanya menyanggupi untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh masyarakat ataupun Kementrian Lingkungan Hidup (KLH).

"Semua syarat yang diberikan untuk pembukaan kembali bongkar muat batu bara, siap dipenuhi oleh KSOP dan Pelindo," ujarnya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016