Kupang (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Moh. Ma`ruf AR, Selasa, batal melaksanakan kunjungan kerja ke kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Timur (Timtim) karena helikopter yang ditumpangi mendadak rusak mesin. "Ya...karena ada `gangguan di helikopter itu. Tidak ada masalah karena saya sudah menerima banyak laporan dari Pak Gubernur untuk ditindaklanjuti," kata Mendagri usai pertemuan koordinasi di ruang kerja Gubernur NTT setelah gagal berkunjung ke perbatasan. Sesuai rencana, Mendagri dan rombongan hendak meninjau kawasan tapal batas Mota`ain Kabupaten Belu, daerah yang berbatasan langsung dengan Distrik Bobonaro Timtim, guna melihat dari dekat kondisi pos lintas batas dan terminal lintas negara yang di kawasan itu. Mendagri dan rombongan menggunakan dua unit helikopter TNI masing-masing miliki TNI Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL). Helikopter TNI AD mengangkut rombongan anggota DPR, Dirjen Pemerintahan Umum (PUM), Soudjuangan Situmorang dan Ketua DPRD NTT, Drs Melkianus Adoe serta para wartawan. Sementara helikopter TNI AL mengangkut Mendagri dan Gubernur NTT, Piet Alexander Tallo serta pejabat lainnya dari tingkat pusat. Helikopter TNI AD yang sudah lepas landas sekitar 15 menit menuju Belu dan menurut rencana akan mendarat di Desa Silawan, sekitar 100 meter dari tapal batas Mota`ain, terpaksa kembali ke Landasan Udara (Lanud) El Tari karena kerusakan teknis di bagian mesin. Kerusakan teknis itu menyebabkan helikopter terbang dalam ketidakseimbangan sehingga pilotnya memutuskan kembali ke Lanud El Tari. Sementara helikopter TNI AL yang ditumpangi Mendagri dan rombongan belum sempat terbang, namun dibatalkan karena salah satu mesin mendadak rusak. Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) VII/Kupang, Laksamana Pertama (Laksma) Agus, ketika dikonfirmasi wartawan, mengaku tidak mengetahui secara jelas rincian kerusakan teknis di bagian mesin itu. Kepala Seksi Teritorial Korem 161/Wirasakti, Mayor Inf Bambang Widagto, yang terlibat aktif dalam persiapan pemberangkatan Mendagri dan rombongan mengatakan, penyebab utama pembatalan penerbangan dua unit helikopter itu karena kerusakan teknis. "Dua-duanya sama, kerusakan di bagian mesin. Kalau Helikopter TNI AD sudah sempat terbang namun kembali mendarat karena ketidakseimbangan akibat kerusakan mesin, maka helikopter TNI AL pun demikian tetapi masih di darat," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007