Jakarta (ANTARA News) - Pengamat intelijen Wawan Hari Purwanto menilai masyarakat Indonesia sudah cukup kebal menyikapi aksi teror, termasuk teror dari kelompok bersenjata ISIS.

Aksi teror di Paris, Prancis,13 November lalu dan aksi penembakan brutal di San Bernardino, AS, beberapa hari lalu juga tidak membuat masyarakat Indonesia tegang, kata Wawan di Jakarta, Kamis.

"Di Indonesia hal-hal seperti itu bukan luar biasa karena sehari-hari ancaman dan teror sudah sering ditebar di sini sehingga masyarakat Indonesia menjadi terbiasa dan biasa-biasa saja menyikapinya," kata dia.

Wawan bahkan menggambarkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini seperti anak-anak Palestina yang tengah bermain bola lalu tiba-tiba ada bom meledak di sekitarnya.

"Mereka hanya sebentar berhenti, lalu bermain bola lagi seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Itulah gambaran masyarakat kita terkait dengan ancaman-ancaman aksi teror, terutama oleh ISIS," kata Wawan.

Meski demikian, kata Wawan, kewaspadaan terhadap aksi terorisme tidak boleh kendur. Masyarakat harus mewaspadai lingkungan masing-masing.

Kerja sama serta koordinasi semua elemen baik di tingkat kementerian, lembaga-lembaga terkait, Ormas, organisasi kepemudaan, dan berbagai lini dalam pemerintah daerah harus tetap dilakukan untuk mencegah kemungkinan aksi terorisme.

"Kerja sama itu berupa saling mengingatkan dan memberi informasi untuk kewaspadaan tinggi. Dengan begitu itu menjadi hal yang rutin sehingga tidak terlalu membuat ketakutan, tidak seperti dulu," papar Wawan.

Terkait langkah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyusun prosedur operasi standar (Standard Operating Procedure - SOP) perlindungan objek vital dan VVIP, instansi pemerintah, tempat destinasi wisata, transportasi, juga pengawasan daerah perbatasan menurut Wawan sudah tepat.

"Langkah BNPT ini sangat positif sebagai lembaga yang bertugas sebagai koordinator antarlembaga dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. Ke depan, SOP itu harus benar-benar diterapkan demi mencegah aksi terorisme di Indonesia," kata Wawan.

BNPT sendiri saat ini tengah melakukan sosialisasi SOP Pengawasan Ancaman Terorisme di Wilayah Perbatasan. Kegiatan tersebut digelar di Manado, Sulawesi Utara, 9-12 Desember.

Sementara terkait upaya mewaspadai pemulangan TKI dari kemungkinan disusupi oleh jaringan teroris atau pemeriksaan WNI yang baru pulang dari luar negeri terutama Timur Tengah, menurut Wawan sah-sah saja. Namun, pemeriksaan hendaknya tidak secara vulgar.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015