Jambi (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi sekolah aman asap dalam kunjungannya kerjanya di Jambi, Jumat.

Presiden Joko Widodo didampingi langsung Menteri Pendidikan Anies Baswedan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Sekolah yang dikunjungi Presiden Jokowi adalah SDN 181 Kelurahan Lebak Bandung, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.

Setiba di SD yang menjadi percontohan sekolah aman asap itu, presiden Jokowi langsung masuk ke ruangan kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dan bertanya kepada siswa bagaiman kondisi udaranya, siswa pun kompak menjawab dingin.

Bahkan Presiden Jokowi bolak balik membandingkam langsung antara ruang kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dengan yang belum dipasangi alat.

"Wah terasa beda ya, yang tadi lebih seger udaranya", kata Presiden saat pindah ke ruang kelas yang tidak dipasangi perangkat sekolah aman asap itu.

Kunjungan Presiden ini merupakan tindaklanjut dari dari kunjungan Mendikbud Anies Baswedan ke Jambi yang dilakukan tiga hari sebelumnya, Selasa (27/10) lalu.

Saat kunjungan Mendikbud beberapa waktu lalu, sekolah itu belum dipasangi perangkat sekolah aman asap. Para siswa pun masih belajar di ruangan menggunakan masker.

"Oleh karena itu, kita putuskan agar alat itu dipasang dan diterapkan di sini sebagai sekolah aman asap," kata Anies Baswedan.

Anies memberi nama sekolah tersebut sebagai sekolah aman asap karena dengan perangkat teknologi yang sederhana itu mampu mengurangi secara signifikan kepekatan asap dalam ruangan.

"Caranya dengan memasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ruangan, memasang kipas exhauster untuk mengeluarkan udara kotor, dan memasang sistem aerasi pada akuarium yang ditaruh di dalam ruangan," katanya.

Anies juga menjelaskan bahwa pemasangan alat ini akan sangat membantu proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak asap.

"Uji coba sebelumnya sudah kami lakukan di salah satu sekolah di Padang, hasilnya dari yang semula ISPU di luar kelas sebesar 228, ternyata di ruang kelas turun menjadi 78 yang merupakan zona aman untuk anak-anak. Oleh karena itu sekarang kita terapkan di sini dan Pak Presiden sendiri langsung membuktikannya", kata Anies menjelaskan.

Menurut penemu perangkat teknologi pengaman asap ini, Profesor Zaely Nurachman mengatakan, dakron atau kain kasa yang biasa digunakan untuk saringan aerasi akuarium itu berguna untuk menangkap partikel-partikel asap yang terbang di udara, sehingga udara yang melewati kain kasa tersebut sudah dalam keadaan bersih.

"Syaratnya, kapasnya harus dibasahi agar pastikel-partikel yang melewati pori-pori kain kasa tertangkap air dan menempel pada kasa," kata Guru Besar Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Sementara kipas exhauster atau kipas yang biasa digunakan untuk exhaustkamar mandi gunanya untuk mengusir udara dari ruangan kelas ke luar.

Begitu juga dengan akuarium yang ada aerasinya, berguna untuk menangkap partikel-partikel mineral yang masih masuk ke dalam ruangan kelas.

"Tapi jangan lupa, akuariumnya harus diisi oleh tumbuhan ganggang yang biasa kita dapatkan di kolam-kolam. Ganggang juga berguna untuk menyerap CO2 dan memprodukai oksigen dalam ruangan. Oleh karena itu akuarium perlu dipasang lampu ultraviolet agar fotosintesis terjadi. Disamping itu akuarium juga kalau bisa kita taruh tanaman-tanaman berdaun lebar, agar fotosintesis semakin banyak," kata Prof Zaely menjelaskan.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015