Ponorogo (ANTARA News) - Perputaran uang selama gelaran "Grebeg Suro" di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ditaksir mencapai Rp12 miliar lebih, mulai dari sektor jasa, perhotelan hingga perdagangan.

"Kami (pemerintah daerah) tentu tidak mendapat keuntungan secara langsung, namun dampak dari gelaran ini tentu sangat besar, terutama di ranah perekonomian masyarakat," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo, Sapto Jatmiko di Ponorogo, Rabu.

Sapto mengatakan, selama ini memang belum ada survei spesifik mengenai potensi perputaran uang selama gelaran grebeg suro yang dimulai sejak dua pekan terakhir.

Namun mengacu anggaran yang terserap untuk keseluruhan kegiatan yang mencapai sekitar Rp1,2 miliar, Sapto secara kalkulatif memperkirakan potensi perputaran ekonomi di masyarakat 10 kali lipat di atasnya atau bahkan lebih besar.

"Kalau perhitungannya untung-rugi, tentu pemkab tidak mendapat manfaat langsung. Tapi bayangkan jika perputaran ekonomi menjadi jauh lebih besar, artinya pendapatan per kapita masyarakat juga ikut terdongkrak, dan itu memberi dampak positif terhadap daerah," ujarnya.

Sapto mencontohkan kegiatan khusus Festival Reog Nasional XXII yang digelar mulai tanggal 7-13 Oktober di panggung budaya alun-alun Ponorogo.

Festival yang diikuti puluhan kelompok peserta dari dalam maupun luar daerah itu banyak dihadiri masyarakat pecinta seni reog, hingga mencapai belasan ribu tiap harinya.

Belum lagi kunjungan wisatawan dari berbagai penjuru daerah.

"Pada malam puncak FRN Selasa (13/10) kemarin saja perputaran uang bisa mencapai Rp1 miliar lebih," ujarnya.

Tidak hanya FRN yang menjadi daya tarik wisata dan keramaian pesta hiburan maupun aneka pameran di Ponorogo.

Sejumlah kegiatan lain juga mewarnai rangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka merayakan pergantian tahun baru Islam ataupun tahun baru dalam sistem penanggalan Jawa itu.

Beberapa kegiatan dimaksud antara lain, pemaran dan bursa benda-benda pusaka, "semaan" (membaca) kitab suci Al-quran secara masal atau berjamaah, lomba karawitan, kirab pusaka, hingga larungan sesaji di Telaga Ngebel pada 1 Suro atau 1 Muharam yang merupakan hari pertama tahun baru Islam.

"Secara keseluruhan, Grebek Suro ini memberi manfaat luar biasa bagi daerah maupun masyarakat. Selain  bidang ekonomi, berbagai ritual keagamaan, kesenian maupun budaya bisa menjadi media promosi dalam memperkenalkan seni budaya daerah sekaligus sektor kepariwisataan Ponorogo," ujarnya.

Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015