Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan industri kreatif dari Palembang, Sumatera Selatan terus dipacu seiring beragamnya produk dan pelaku usaha muda yang bertambah, di mana kain songket dan kuliner menjadi produk unggulan dari kota yang dibelah Sungai Musi itu.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan hal itu saat meresmikan pembukaan Pameran Sriwijaya Exhibition III, di Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa.

”Cantiknya songket Palembang juga didukung oleh telatennya para perajin memasukkan pernak-pernik yang detail, jadi ada unsur ’craftmanship’ yang terus dipertahankan, juga semakin berkembang oleh kreativitas desainer dan pelaku usaha mudanya,” kata Menperin di Jakarta, Selasa.

Songket Palembang juga tampak selaras pada jenis kain-kain songket di wilayah lain seperti Jambi, Riau, dan Medan, di mana kain ini menunjukkan cita rasa yang mewakili kebesaran orang-orang yang mengenakan.

Kuliner Palembang juga menjadi fokus pengembangan lebih lanjut, dengan ragam beraneka macam mulai dari yang berbasis pempek antara lain lenjer, kapal selam, keriting hingga pempek kulit.

Selain itu, terdapat jenis lainnya seperti kue bluder, masakan laksan dan celimpungan.

Teknologi informasi dan media sosial bisa dimaksimalkan untuk pemasaran songket dan kuliner.

“Beberapa pelaku usaha pempek di Palembang sudah mulai mengirimkan produknya melalui paket keluar daerah, nilai jualnya adalah jaminan keaslian bahan baku, proses produksi dan cukanya benar-benar dari Palembang,” ungkap Menperin.

Ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fesyen, dan kerajinan yang menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,76 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional 5,74 persen.

Pada tahun 2015-2019 mendatang kontribusi PDB ekonomi kreatif ditargetkan akan mencapai 7-7,5 persen dengan syarat pertumbuhan PDB Industri Kreatif minimal 5-6 persen. Selain itu, tingkat partisipasi tenaga kerja industri kreatif juga ditargetkan mencapai 10,5 -11 persen dari total tenaga kerja nasional, peningkatan devisa negara mencapai 6,5 persen - 8 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015