Jakarta (ANTARA News) - Nusa Tenggara Timur memiliki potensi pengembangan industri, sekaligus untuk memperkuat struktur dan penyebaran industri serta mengurangi konsentrasi industri yang selama ini terpaku di Jawa.

Untuk NTT, Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan fokus di tiga jenis industri, yang lokasinya pun tersebar di beberapa daerah, pertama, pengembangan garam untuk kebutuhan industri atau yang lazim disebut garam industri.

"‎Untuk garam industri ada lima daerah yang cocok yaitu Nagekeo, Ende, Kabupaten Kupang, Sumba Timur, dan Rote," kata Menperin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu.

Kedua, pengembangan industri gula di tiga daerah yaitu Sumba Barat Daya, Timor Tengah Selatan, dan Rote. Meski saat ini terkendala lahan tapi Saleh Husin bakal mempercepat proses yang tengah berjalan.

"Memang ada masalah tapi kan di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Dan syukurlah, Bupati Sumba Barat Daya siap menyediakan lahan," ujarnya sembari menyebut satu pabrik gula membutuhkan 10.000 hektare tanaman tebu sebagai pemasok bahan baku.

Industri yang ketiga adalah Industri Kecil Menengah (IKM) NTT,  salah satunya ialah industri tenun ikat yang merupakan keunggulan provinsi ini, di mana sejauh ini, Kemenperin telah membantu dengan memberikan bantuan peralatan, pelatihan termasuk teknik pewarnaan alami.  "Tenun ikat di NTT kaya motif karena masing-masing pulau memiliki motif yang berbeda dan dipengaruhi latar belakang budaya dan punya nilai filosofi, seperti warna dasar gelap menggambarkan kerasnya prinsip kehidupan di NTT dan merah sebagai lambang keberanian berusaha," ulas Menperin yang lahir di Rote ini.

Seperti warna dasar gelap menggambarkan kerasnya prinsip kehidupan di NTT dan merah sebagai lambang keberanian berusaha

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015