Kupang (ANTARA News) - Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) El Tari Kupang Kolonel Penerbang Andi Wijaya mengatakan bahwa drone yang jatuh di kawasan hutan Tiluwata, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT itu ternyata sebuah pesawat remote control jenis Phantom-3.

"Ternyata hanya pesawat remote control yang dilengkapi dengan kamera di bagian bawahnya dan sering dimainkan oleh pecinta pesawat itu untuk tujuan wisata atau kegiatan tamasya lainnya," katanya di Kupang, Jumat.

"Saya sudah memerintahkan anggota untuk mengecek pesawat tersebut," katanya.

Pesawat remote control itu mempunyai empat baling-baling. "Pesawat itu sudah diamankan oleh kepolisian setempat," katanya.

Andi Wijaya membantah jika pesawat itu dikirim oleh negara lain. "Tidak ada hubungannya dengan Bali Nine. Karena pesawat itu hanya mampu terbang selama 20-30 menit di udara," tambahnya.

Bantahan senada juga sebelumnya telah dikemukakan Kepala Penerangan Korem 161/Wirasakti Kupang Mayor Arwan di Kupang.

Hasil koordinasi dengan aparat TNI di wilayah Sumba NTT menyebutkan kejadian itu tidak ada kaitannya dengan rencana eksekusi mati, termasuk dua terpidana Bali Nine asal Australia, katanya.

Sekretaris Daerah Sumba Barat Daya Antonius Umbu Zaza yang dihubungi Jumat (6/3) mengatakan, saat awal ditemukan warga pihaknya belum mengetahui siapa yang menerbangkan pesawat remote control tersebut.

Dia mengatakan, pesawat itu ditemukan oleh Bani Niga, 39, dan Agustinus Ngongo Bili, 36, asal Desa Totok pada pertengahan Februari lalu ketika sedang berburu hewan liar. Pesawat tanpa awak itu berwarna putih dan memiliki empat baling-baling.

Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015