...aktivitas ini bisa membantu pemulihan penyandang schizophrenia, khususnya pemulihan secara psikologis
Magelang (ANTARA News) - Ratusan penyandang schizophrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Kota Magelang mengikuti lomba membatik dan melukis untuk memperingati Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia 2014.

Direktur Utama RSJ Prof. Dr Soerojo, Bambang Prabowo di Magelang, Jumat, mengatakan kegiatan ini sebagai salah satu terapi psikososial bagi penyandang schizophrenia. Schizophrenia adalah penyakit yang mengganggu kejiwaan dan mental seseorang.

"Jika mereka terus dilatih maka akan berperilaku seperti biasa dan lebih tenang dengan aktivitas membatik dan menggambar ini, karena aktivitas ini bisa membantu pemulihan penyandang schizophrenia, khususnya pemulihan secara psikologis," katanya.

Menurut dia aktivitas yang mengasah keterampilan seperti fun game, olahraga, melukis, dan membatik akan membantu memulihkan kepercayaan diri para penyandang schizophrenia untuk kembali diakui oleh masyarakat.

"Mereka akan menjadi lebih percaya diri dan kami sesuaikan kegiatan ini sesuai dengan minat dan bakatnya," katanya.

Selain sebagai upaya pemulihan, katanya kegiatan tersebut juga merupakan upaya mengubah stigma masyarakat tentang penyandang schizophrenia. Selama ini masyarakat masih menganggap penyandang penyakit tersebut sangat membahayakan sehingga perlu dijauhi.

Ia menuturkan penyandang schizophrenia itu tidak berbeda dengan pasien diabetes, darah tinggi, dan penyakit lainnya. Bedanya hanya pada titik yang diserang saja. Mereka juga sama-sama membutuhkan obat dan terapi tertentu. Bahkan, lanjutnya, penyandang schizophrenia itu memang terganggu jiwanya tetapi tidak pada kecerdasannya.

"Hal itu terbukti ketika saya mengikuti puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2014 di Jakarta beberapa waktu lalu, ada dua narasumber yang bergelar insinyur dan ahli teknologi informasi adalah penyandang schizophrenia. Mereka sama dan tetap harus minum obat," katanya.

Ia berharap dengan kegiatan semacam ini penyandang penyakit kejiwaan ini bisa tetap punya potensi dan diberdayakan. Pihak keluarga maupun masyarakat umum perlu tahu tanda-tanda orang yang terjangkit penyakit tersebut.

Beberapa tanda yang bisa dikenali dari penderita penyakit tersebut, katanya, biasanya penyandang akan mengalami perubahan perilaku yang drastis dari perilaku sehari-hari, orang yang biasanya tidak pendiam jadi pendiam atau sebaliknya dia jadi hiperaktif. Sering bergumam atau juga berteriak-teriak. 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014