Lombok Barat (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, berencana menggaungkan acara karapan sapi yang selama ini hanya digelar secara tradisional, sehingga belum begitu diketahui wisatawan dari luar daerah dan mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat I Gde Renjana, di Gerung, Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat, Senin, mengatakan bahwa karapan sapi itu perlu lebih digaungkan karena kecenderungan wisatawan asing saat ini senang dengan wisata tradisi dan budaya lokal.

"Turis-turis sekarang memiliki banyak selera. Termasuk mencari yang unik-unik. Nah Lombok Barat punya potensi itu," katanya.

Fakta itu, lanjutnya, sudah terbukti di Ubud, Bali, di mana wisatawan mancanegara harus rela mengantre untuk mendapatkan paket wisata karapan sapi.

Warga lokal di Bali, menjual paket wisata tersebut dengan tarif Rp350 ribu, lengkap dengan makan siang menu khas lokal di tengah sawah.

"Para tamu cukup senang dengan budaya itu. Mungkin mereka tidak pernah merasakan di daerahnya," ujar Renjana.

Menurut dia, langkah pertama yang akan dilakukan untuk menggaungkan karapan sapi adalah menghidupkan kelompok karapan sapi di Kecamatan Narmada, melalui program pembinaan.

"Kami akan coba bagaimana caranya agar mereka tetap bisa mengelola karapan sapi itu," ucapnya.

Renjana berharap dengan berbagai even bernuansa lokal, para wisatawan akan semakin tertarik berkunjung ke NTB, khususnya ke Kabupaten Lombok Barat, sehingga tingkat kunjungan turis akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Ia menyebutkan, target kunjungan wisatawan yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) sebanyak 290 ribu orang. Namun, yang terealisasi hingga Desember 2013 mencapai 350 wisatawan.

Menurut dia, potensi pariwisata yang cukup bagus di Kabupaten Lombok Barat, harus terus dibangun. Salah satu caranya adalah pembenahan di berbagai sisi, terutama dari sisi destinasi wisata dan sumber daya manusia (SDM).

Pembenahan destinasi wisata sudah disepakati dengan Pemerintah Provinsi NTB. Dalam rapat koordinasi yang digelar setiap tahunnya, pemerintah kabupaten/kota diminta untuk membenahi obyek wisata andalannya, sedangkan provinsi fokus pada promosi untuk menarik wisatawan berkunjung.

"Pembenahan destinasi tersebut juga sudah dituangkan dalam imbauan Gubernur NTB. Bupati juga menginginkan hal itu," ujar Renjana.  (WLD/Z002)

Pewarta: Awaludin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014