Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu sore hingga malam, membuat sebagian kawasan di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tergenang cukup parah.

"Dapur saya sampai terendam karena luapan air dari parit sangat tinggi setelah hujan deras terjadi beberapa jam," kata Rahmad, warga Jalan Pangeran Antasari Sampit, Sabtu malam.

Hujan deras mengguyur Sampit sejak sore hari. Sempat reda beberapa saat ketika tiba waktu shalat Magrib, hujan deras kemudian kembali mengguyur kota yang berjuluk Kota Mentaya ini.

Tingginya curah hujan diduga membuat drainase yang ada tak mampu mengalirkan air dengan cepat ke sungai Mentaya sehingga membuat air meluber ke badan jalan dan permukiman penduduk yang lokasinya cukup rendah.

Selain curah hujan yang tinggi, cepatnya air menggenangi sejumlah kawasan diperkirakan juga karena saat ini air sungai Mentaya sedang pasang sehingga ketika ditambah curah hujan yang tinggi maka menyebabkan genangan di banyak tempat.

Pantauan di lapangan, genangan cukup parah terjadi hampir di sepanjang Jalan Achmad Yani. Ketinggian air di jalan yang juga melintasi rumah jabatan bupati Kotim ini berkisar antara 10 sampai 30 centimeter.

Pengendara sepeda motor yang melintas di jalan ini terpaksa memperlambat laju kendaraan mereka karena takut mesin mogok jika kemasukan air.

"Sempat waswas juga tadi pas melewati genangan karena ternyata airnya cukup tinggi. Untung tidak sampai merendam mesin motor jadi tidak sampai mogok," kata Maria, pengendara yang melintas di Jalan Achmad Yani.

Selain jalan dan permukiman, air juga menggenangi fasilitas umum, di antaranya RSUD dr Murjani Sampit. Air yang merendam lantai lorong rumah sakit itu cukup mengganggu aktivitas petugas medis maupun keluarga pasien yang ada di tempat itu.

Masyarakat meminta pemerintah daerah kembali membenahi seluruh drainase di kota ini agar genangan air tidak terjadi lagi saat hujan deras. Pembenahan drainase yang ada diakui cukup mengurangi dampak genangan, namun harus kembali disempurnakan agar tidak lagi muncul genangan. (*)

Pewarta: Norjani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014