Denpasar (ANTARA News) - Caleg perempuan Bali prihatinkan kekerasan dan diskriminasi terhadap kaum hawa dan anak sehingga perlu langkah konkret untuk menyosialisasikan UU Perlindungan Perempuan dan Anak untuk meminimalkan kasus-kasus tersebut.

"Meski data belum kami miliki, tetapi sebagai advokat sangat sering mendampingi kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Caleg Perempuan Partai Nasdem untuk DPRD Kota Denpasar, Siti Nur Asiah, di denpasar, Rabu.

Asiah menjelaskan bahwa UU Perlindungan Perempuan dan Anak sebetulnya sudah cukup bagus. Namun, hanya saja kegiatan sosialisasinya sangat terbatas untuk kelangan tertentu saja sehingga sebagian besar belum mengerti dengan hak-haknya sebagai perempuan maupun anak.

"Kondisi ini diperparah sosialisasi hanya dilakukan di kalangan kaum perempuan, sehingga kaum laki-laki jarang yang tahu substansi materi perundang-undangan tersebut," ujar Asiah.

Ia mengatakan bukan hanya bentuk tindakan kekerasan, lanjut dia, praktik diskriminasi juga masih dialami kaum perempuan termasuk hak atas warisan dimana kaum perempuan hak-haknya kurang mendapatkan perhatian.

Menurut dia, kalangan caleg perempuan dipilih rakyat duduk di parlemen agar benar-benar bersama-sama memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak agar bebas dari tindakan kekerasan.

Terkait masalah tersebut, Lili Juniathi, Caleg Partai Nasdem untuk DPRD Kota Denpasar Dapil 2 menyatakan bahwa peran perempuan sudah sangat nyata dalam kehidupan rumah tangga dengan banyaknya kaum hawa bahkan anak-anak menjadi tulang punggung perekonomian.

"Kalangan ibu rumah tangga tidak pernah berhenti bekerja dan bahkan bisa membantu suami mencari uang, namun praktik kekerasan dan diskriminasi memang tetap terjadi meski tidak dalam tingkat yang ekstrem," ujarnya.

Menurut dia, kesetaraan gender sudah nampak jelas tetapi kalangan laki-laki masih belum kunjung mengakui hak perempuan tersebut.

"Bila kaum perempuan dan anak diberikan perhatian yang cukup justru akan memiliki kekuatan yang sangat besar, dalam hal ini kalangan caleg perempuan yang beruntung lolos ke parlemen agar bisa memperjuangkan kaumnya," ujarnya.(*)

Pewarta: I Made Surya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014