Pekanbaru (ANTARA News) - Setelah beberapa hari lalu kawanan gajah liar muncul di Kota Pekanbaru dan membuat warga kota panik karena tidak pernah didatangi hewan langka itu, kini hewan bertubuh besar itu kembali muncul di lingkungan penduduk di Kabupaten Kampar dan Rokan Hulu (Rohul). "Gajah yang ada di Kampar dan Rohul bukanlah dari Pekanbaru, karena dua ekor gajah yang masuk kota beberapa hari lalu telah dipindahkan ke PLG (Pusat Latihan Gajah) Minas," ujar Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Ali Nafsir Siregar, di Pekanbaru, Selasa. Siregar menegaskan hal itu ketika dikonfirmasi perihal kawanan gajah liar yang masuk ke perkampungan penduduk di Desa Kuapan, Kecamatan Tambang, dan Desa Ranah, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, sejak empat hari terakhir. Begitu juga yang terjadi di Desa Pekan Tebih, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, sejak Jumat (1/9) lalu gajah menampakkan diri keluar dari kawasan hutan tempatnya tinggal bahkan berani melahap padi yang dijemur warga. "Gajah-gajah itu merangsek ke pemukiman warga karena habitatnya telah terganggu dan menyempit, hingga tidak ada makanan. Lagipula, gajah memiliki kebiasaan menjelajahi jalan-jalan yang biasa dilaluinya," ujar Siregar. Menurut dia, daerah jelajah gajah itu dulunya merupakan kawasan hutan, tetapi kini telah beralih fungsi jadi areal perkebunan, ladang dan pemukiman penduduk. "Itu sebabnya gajah acap terlihat. Hewan ini sebetulnya hanya jalan-jalan saja mengikuti daerah jelajahnya dulu, setelah beberapa saat berada di suatu kawasan kemudian dia akan pindah ke kawasan lain sebelum kembali ke tempat semula," ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Kehutanan Rohul, Asril Astama, ketika dihubungi di Pasir Pengaraiyan mengatakan masuknya kawanan gajah ke pemukiman penduduk akibat beralih fungsinya sejumlah jalan tradisional hewan mamalia besar itu. "Gajah memiliki masa peredaran atau perpindahan secara berkelompok ke bekas wilayah yang dilaluinya. Seekor gajah memiliki `home range` (daerah jelajah) hingga 200 kilometer, sedangkan saat ini home range yang dilaluinya dibangun rumah maupun perkebunan," kata Asril. Meskipun kawanan gajah sSmatera (Elephas maximus sumatranus) itu masuk ke perkampungan penduduk, namun hingga kini belum ada informasi perihal kerusakan pemukiman penduduk ataupun kebun masyarakat yang dilakukan hewan berbelalai itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006