Jakarta (ANTARA News) - Direktur Institut Madani Nusantara Prof Nanat Fatah Natsir mengatakan Mesir harus siap menerima perbedaan pendapat apabila memproklamirkan diri sebagai negara demokrasi.

"Siapa pun yang saat ini berkuasa di Mesir harus siap menerima perbedaan pendapat dan kritik termasuk penyampaian aspirasi yang berkembang di masyarakat," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Selasa.

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan  negara demokrasi seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, bukannya asal main tembak terhadap pihak yang berbeda pendapat.

"Jangan ada kekerasan, lebih-lebih mengarah kepada pembantaian. Itu sudah melanggar hak asasi manusia (HAM), bahkan dilarang oleh agama. Apalagi yang terjadi di Mesir adalah sesama saudara Muslim," tuturnya.

Nanat mengatakan Mesir saat ini sedang dalam masa transisi dari rezim yang otoriter ke demokrasi. Beberapa negara yang mayoritas Muslim, seperti Indonesia, juga pernah mengalami transisi tersebut.

Karena itu, Nanat berharap pihak berkuasa di Mesir saat ini memiliki kerendahan hati untuk bersinergi dengan negara-negara yang mayoritas Muslim, terutama yang pernah mengalami transisi dari rezim otoriter ke demokrasi.

"Semua pihak yang berseteru di Mesir juga diharapkan bisa saling menahan diri. Mereka harus bisa duduk bersama untuk membahas kembali pokok-pokok persoalan bangsa secara lebih beradab," kata mantan rektor UIN Bandung itu.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013