Kami merintis karir menjadi seorang penulis ternyata tidak mudah hingga akhirnya diakuinya eksistensi dalam dunianya. Kami semenjak SMA sudah mulai menyenangi membaca karya sastra penyair kondang pada masanya,"
Batang (ANTARA News) - Sastrawan Taufik Ismail memberikan pencerahan karya puisi di hadapan puluhan pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa.

Taufik Ismail yang pernah dibesarkan di Kota Pekalongan ini mengatakan bahwa untuk menjadi seniman terkenal ternyata tidak semudah dan seindah gambaran masyarakat secara umum.

"Kami merintis karir menjadi seorang penulis ternyata tidak mudah hingga akhirnya diakuinya eksistensi dalam dunianya. Kami semenjak SMA sudah mulai menyenangi membaca karya sastra penyair kondang pada masanya," katanya.

Ia mengatakan bahwa ketertarikan dirinya pada dunia sastra karena karya sastra bisa menjadi media menyampaikan aspirasi atau wadah guna mengungkapkan isi hatinya.

Selain itu, kata dia, dengan media sastra menjadikan dirinya bebas berekspresi dalam bentuk tulisan.

"Kami semasa duduk dibangku SMA juga mengirimkan tulisan pada media massa meski terkadang karyanya belum langsung dimuat. Kami bahkan tidak jarang mendapat surat dari media cetak bahwa tulisannya belum bisa dimuat," katanya.

Ia mengaku dirinya tidak pernah putus asa saat karya tulisannya tidak dimuat pada media massa.

"Kami memang sudah berulangkali mengirim karya sastra ke media cetak dan banyak yang tidak dimuat. Kami tidak putus asa dan berusaha keras terus berkarya hingga akhirnya dapat dimuat sedangkan hasil karya yang dimuat tentunya disebarluaskan pada teman sekolah," katanya.

Ia mengatakan bahwa sebenarnya kemampuan untuk menulis sudah ada sejak dirinya menempuh jenjang pendidikan di SMP tetapi keberanian mengirim karya sastra baru dimulai saat duduk SMA.

"Kami harus berjuang dengan tidak mengenal lelah agar karya sastra dapat dimuat di media cetak dan akhirnya setelah dua tahun ternyata karya mulai dimuat. Kami bangga dengan dimuatnya karya sastra karena guru sekolah juga memberikan dorongan terus berkarya agar membawa nama baik sekolah," katanya.

(KR-KTD/M019)

Pewarta: Kutnadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013