Saya tidak pernah menerima uang itu...
Pekanbaru (ANTARA News) - Gubernur Riau HM Rusli Zainal dalam kesaksiannya pada sidang lanjutan kasus dugaan suap proyek PON XVIII 2012 Kamis siang mengaku pernah menghubungi Lukman Abbas menggunakan telepon genggam milik ajudannya Said Faisal.

"Saya pernah menelpon Lukman menggunakan handphone ajudan malam itu," kata Rusli menjawab pertanyaan Majelis Hakim tentang adanya komunikasi antara Rusli dengan Lukman selaku Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Riau (ketika itu, sebelum penyelenggaraan PON Riau).

Ditanya apakah pembahasan itu terkait `uang lelah` atas upaya pengesahan Perda tentang Arena Menembak dan Stadion Utama PON, Rusli mengatakan, "Komunikasi ketika itu adalah membicarakan soal PONnya, bukan `uang lelahnya`."

Sebelumnya, melalui telepon genggam milik ajudan itu, tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan sadapan rekaman suara tentang transaksi `uang lelah`.

Ketika itu, beberapa bulan sebelum pelaksanaaan PON Riau, KPK juga menangkap tangan ajudan Gubernur Riau dan langsung memeriksanya secara berkala.

Pada rekaman itu, terungkap Said Faisal dititipi uang senilai Rp500 juta dari terdakwa Lukman Abbas yang katanya untuk Rusli Zainal.

Namun pada persidangan kali ini, Rusli membantahnya. "Saya tidak pernah menerima uang itu dan tidak pernah ada transaksi apapun melalui ajudan," katanya.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK dalam sidang juga menanyakan apakah selaku Gubernur Riau, Rusli sering menerima bingkisan.

Rusli kembali membantahnya. Ia mengaku tidak pernah ada transaksi suap antara dirinya dengan Lukmas Abbas.

"Saya memang sering menerima tamu di rumah dinas, namun tidak ada kaitannya dengan hal itu. Setiap pertemuan juga yang ada adalah membahas soal kedinasan dan penyelenggaraan PON agar berjalan sukses," katanya.

(KR-FZR)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013